Masih ada tersisa ayam kampung di freezer. Pap Nay juga baru membeli sepapan tempe di pasar. Kebetulan nih pikirku...bisa mencoba resep tempe ungkep yang saya screenshoot kemarin saat main instagram.
Tempe dan ayam diungkep dengan bumbu dasar bawang merah dan bawang putih, ditambahkan merica, ketumbar dan beberapa bumbu dapur yang lain. Saya mulai curiga, resep ini tidak akan cocok di lidahku. Disebutkan bahwa dimasukkan juga gula merah 100 gram dan 3 sendok makan kecap. Alangkah banyak pemanis yang dipakai pikirku.
Tapi tetap saja saya coba masak. Kurang lebih sejam, air 600 ml yang tadi saya tambahkan menyusut. Tempe dan ayam kelihatan kemerahan karena lama terendam gula merah dan kecap. Dengan perasaan was-was saya goreng dengan api sedang.
Hasilnya?
Manis.
Saya tanya Pap Nay..
"Rasanya bagaimana Pa, enakkah?"
Seumur-umur, baru kali ini dia tidak mau menjawab :D
Biasanya, dia mengangguk-angguk atau bilang iya. Kali ini, kelu lidahnya :D
Tapi, mau bagaimana lagi..tetap dia makan. Saya menjauh, tak sanggup melihatnya tersiksa atau pura-pura berekspresi menikmati menu siangnya hahaha.
Pelajaran moral yang saya petik hari ini:
Resep masakan Jawa belum tentu cocok di lidah orang Bugis.
Di seberang sungai ada pohon manggis
Pohonnya tinggi sukar diraih
Orang seberang suka makanan manis
Orang Bugis doyan yang gurih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis