The Good Doctor source: id.wikipedia.org |
Saya baru saja menyelesaikan nonton film The Good Doctor season 1 kemarin. Ada 18 episode, dan kelar hanya dua hari. Film ini dirilis tahun 2017, pertanyaannya adalah saya kemana aja, kok baru nonton di pertengahan 2019?:D
Awal mula nonton, kalau tidak salah bulan lalu, saat nginap di salah satu hotel di Makassar. Sudah terkesan kala itu, pas tahu ada di Hooq, langsung deh nonton marathon sampai habis. Adek Ayyan sampai penasaran kenapa Mama suka nonton film dokter-dokter.
Untuk kamu yang ternyata belum pernah nonton The Good Doctor, saya kasih sedikit sinopsisnya ya.
Dikisahkan seorang dokter bedah muda bernama Shaun Murphy pindah ke San Jose, California dan bekerja di sebuah rumah sakit bergengsi. Awalnya keinginan Shaun Murphy untuk menjadi dokter bedah di RS ini ditentang oleh banyak dokter dan dewan direksi. Tapi didukung dan diperjuangkan oleh Aaron Glassma, Presiden dari rumah sakit San Jose St. Bonaventure, yang telah menjadi mentor dan teman baik Shaun sejak Shaun berusia 14 tahun. Berkat Glassma yang berjanji mundur dari jabatannya jika Shaun tidak bekerja sempurna, akhirnya Shaun berhasil menjadi dokter bedah di sana.
Sebagai seorang penderita Autis, Shaun sulit bersosialisasi dan berkomunikasi, tapi dia jenius, sering membuat diagnosa penyakit yang tidak terpikirkan oleh teman-teman dokternya yang lain. Seiring waktu, akhirnya rekan-rekannya mempercayai kemampuan Shaun sebagai dokter bedah yang baik.
Sebagaimana serial TV pada umumnya, setiap episode disajikan dengan konflik yang berbeda, pasien yang berbeda dengan tingkat kesulitan operasi yang tentu saja berbeda. Biasanya Shaun tampil memberikan ide cemerlang pada setiap kebuntuan tim dokter dalam menangani pasien.
Latar belakang kehidupan Shaun cukup menyedihkan. Dia diperlakukan buruk oleh Ayahnya karena mengidap autis. Ibunya pun hanya bisa diam. Untungnya dia memiliki adik laki-laki (Steve) yang sangat peduli padanya. Tapi saudaranya tersebut meninggal dunia saat jatuh dari gerbong kereta. Kematian Steve dan kelinci kesayangannya ini kelak menjadi alasan kuat Shaun ingin menjadi dokter.
Adegan kilas balik masa kecil Shaun ini kadang membuat air mata saya menetes.
Kita bisa mendapatkan hikmah dari setiap kisah di setiap episode. Lihat saja pada episode "Oliver", Shaun dan Claire ditugaskan ke rumah sakit lain untuk menjemput hati orang yang baru saja meninggal dunia. Hati ini rencananya akan didonorkan kepada Klaus, pasien mereka. Dalam perjalanan pulang, mereka mendapatkan banyak kendala; cuaca buruk sehingga helikopter batal berangkat dan terpaksa naik mobil polisi, suhu penyimpanan hati memanas sehingga harus direndam ke dalam air es, bahkan harus melakukan operasi hati di pinggir jalan.
Ketika sampai di rumah sakit tempatnya bekerja, mereka mendapatkan kabar buruk. Klaus ternyata melanggar aturan penerima donor, yakni tidak boleh minum alcohol dalam jangka waktu 6 bulan. Hati Oliver kemudian dijemput oleh petugas rumah sakit lain untuk didonorkan kepada yang membutuhkan.
Claire terlihat sedih dan lelah.
Shaun masih bisa berkata "Hari ini begitu indah!! kita tetap menyelamatkan satu nyawa, tapi bukan Klaus"
Btw, Freddie Highmore yang memerankan Shaun Murphy adalah produser film ini lho. Keren ya?
Awal mula nonton, kalau tidak salah bulan lalu, saat nginap di salah satu hotel di Makassar. Sudah terkesan kala itu, pas tahu ada di Hooq, langsung deh nonton marathon sampai habis. Adek Ayyan sampai penasaran kenapa Mama suka nonton film dokter-dokter.
Untuk kamu yang ternyata belum pernah nonton The Good Doctor, saya kasih sedikit sinopsisnya ya.
Dikisahkan seorang dokter bedah muda bernama Shaun Murphy pindah ke San Jose, California dan bekerja di sebuah rumah sakit bergengsi. Awalnya keinginan Shaun Murphy untuk menjadi dokter bedah di RS ini ditentang oleh banyak dokter dan dewan direksi. Tapi didukung dan diperjuangkan oleh Aaron Glassma, Presiden dari rumah sakit San Jose St. Bonaventure, yang telah menjadi mentor dan teman baik Shaun sejak Shaun berusia 14 tahun. Berkat Glassma yang berjanji mundur dari jabatannya jika Shaun tidak bekerja sempurna, akhirnya Shaun berhasil menjadi dokter bedah di sana.
Dr. Aaron Glassma, orangnya baek banget, menyayangi Shaun sepenuh hati
Source : abc.go.com
|
Sebagai seorang penderita Autis, Shaun sulit bersosialisasi dan berkomunikasi, tapi dia jenius, sering membuat diagnosa penyakit yang tidak terpikirkan oleh teman-teman dokternya yang lain. Seiring waktu, akhirnya rekan-rekannya mempercayai kemampuan Shaun sebagai dokter bedah yang baik.
Sebagaimana serial TV pada umumnya, setiap episode disajikan dengan konflik yang berbeda, pasien yang berbeda dengan tingkat kesulitan operasi yang tentu saja berbeda. Biasanya Shaun tampil memberikan ide cemerlang pada setiap kebuntuan tim dokter dalam menangani pasien.
Latar belakang kehidupan Shaun cukup menyedihkan. Dia diperlakukan buruk oleh Ayahnya karena mengidap autis. Ibunya pun hanya bisa diam. Untungnya dia memiliki adik laki-laki (Steve) yang sangat peduli padanya. Tapi saudaranya tersebut meninggal dunia saat jatuh dari gerbong kereta. Kematian Steve dan kelinci kesayangannya ini kelak menjadi alasan kuat Shaun ingin menjadi dokter.
Adegan kilas balik masa kecil Shaun ini kadang membuat air mata saya menetes.
Kita bisa mendapatkan hikmah dari setiap kisah di setiap episode. Lihat saja pada episode "Oliver", Shaun dan Claire ditugaskan ke rumah sakit lain untuk menjemput hati orang yang baru saja meninggal dunia. Hati ini rencananya akan didonorkan kepada Klaus, pasien mereka. Dalam perjalanan pulang, mereka mendapatkan banyak kendala; cuaca buruk sehingga helikopter batal berangkat dan terpaksa naik mobil polisi, suhu penyimpanan hati memanas sehingga harus direndam ke dalam air es, bahkan harus melakukan operasi hati di pinggir jalan.
Shaun & Claire
Source : hiddenremote.com
|
Ketika sampai di rumah sakit tempatnya bekerja, mereka mendapatkan kabar buruk. Klaus ternyata melanggar aturan penerima donor, yakni tidak boleh minum alcohol dalam jangka waktu 6 bulan. Hati Oliver kemudian dijemput oleh petugas rumah sakit lain untuk didonorkan kepada yang membutuhkan.
Claire terlihat sedih dan lelah.
Shaun masih bisa berkata "Hari ini begitu indah!! kita tetap menyelamatkan satu nyawa, tapi bukan Klaus"
Dr. Shaun Murphy
Source: popsugar.com
|
Btw, Freddie Highmore yang memerankan Shaun Murphy adalah produser film ini lho. Keren ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis