Tetap Optimis Menjalani Hidup Setelah Resign? Lakukan Langkah-Langkah Ini |
Per tgl 1 maret 2017 saya berhenti bekerja pada salah satu perussahaan multinasional. Ini keputusan yang besar, karena saya telah bekerja selama 12 tahun di sana.
Saya bukan tipe pekerja kutu loncat, yang menemukan sedikit masalah langsung memilih pindah ke tempat lain. Oleh karena itu, beratnya saya meninggalkan perusahaan ini bukan karena persoalan gaji yang kata orang di atas rata-rata, atau bukan karena nama besar perusahaan itu sendiri.
Saya merasa sedih karena orang-orang di dalamnya sudah menempati bagian tersendiri di hati. Mereka ibarat saudara yang setiap hari bertemu, berbagi suka dan duka.
Saya ingat serunya berbuka puasa bareng di bulan Ramadhan. Menikmati secangkir teh dan bakwan goreng di kantor lebih lahap daripada menyantap hal yang sama di rumah. Celoteh-celoteh riang, candaan menghangatkan suasana buka puasa. Sehingga membuat penganan apapun yang terhidang terasa lezat.
Itu salah satu contoh kecil saja, banyak momen kebersamaan yang tak terlupakan bersama teman-teman kantor saya dulu.
Itu salah satu contoh kecil saja, banyak momen kebersamaan yang tak terlupakan bersama teman-teman kantor saya dulu.
Untungnya Parepare adalah kota kecil. Walaupun jarang berkunjung ke kantor, saya dan beberapa teman masih sering berpapasan, saling berjabat tangan dan bertukar kabar.
***
Untuk menanggapi artikel Mak April Hamsa Cara Membangun Optimisme Supaya Tetap Semangat Menjalani Hidup, saya ingin berbagi artikel terkait bagaimana agar tetap optimis menjalani hidup setelah resign.
Ketika kamu sudah merasa tidak cocok pada suatu perusahaan, atau saat kamu ingin mengembangkan ide di tempat lain, baik itu perusahaan berbeda atau usaha sendiri, biasanya saat itulah kamu mempertimbangkan untuk resign.
Resign bukan kiamat. Ini adalah salah satu fase pilihan hidup. Hanya saja resign sebaiknya tidak dilakukan serta merta ketika niat tersebut terbesit di benak. Beberapa hal sebaiknya dilakukan.
Baiklah secara garis besar, inilah yang saya sarankan kamu lakukan sebelum mengajukan surat permohonan berhenti kerja:
Sholat Istikharah
Mintalah pendapat Tuhan. Untuk yang beragama Islam lakukanlah sholat istikharah. Karena manusia hanya berencana, Allah yang paling tahu apa yang terjadi di masa depan.
Dengan sholat istikharah, langkah kita menjadi mantap karena yakin apapun yang kita lakukan ada Allah SWT menyertai.
Menjalankan Bisnis
Sebelum berhenti kerja, pastikan kamu punya usaha yang sudah berjalan. Tidak perlu usaha yang menguras tabungan. Sederhana saja dulu, yang operasionalnya bisa dijalankan tanpa kamu harus terjun langsung.
Terlebih jika pasangan kamu tidak memiliki penghasilan, pastikan tips ini kamu lakukan.
Setahun sebelum resign saya membuka kios pulsa. Kecil-kecilan, modal sewanya hanya 2 juta. Seiring waktu, usaha tersebut bertambah produk barang-barang kelontong.
Ketika saya berhenti kerja, warung kelontong plus kios pulsa tersebut sudah memiliki pelanggan dan bisa memberikan pemasukan tambahan yang stabil.
Lunasi Semua Utang
Jangan biarkan ada utang, apalagi utang berbunga yang menjeratmu saat resign. Miliki azzam yang kuat untuk melunasinya sebelum resign.
Caranya percepat pelunasan utang bank. Jika gaji tidak cukup, carilah tambahan penghasilan seperti poin kedua di atas.
Kalau utang saya terlalu banyak bagaimana Jeng?
Kuatkan niat untuk melunasinya karena Allah, insya Allah dimudahkan ditunjukkan jalan olehNya.
Tips bebas dari utang bisa baca buku-buku Mas Saptuari Sugiharto, ikuti grup dan fans page beliau di Facebook.
Jangan pakai gaji 6 bulan terakhir
Hal ini penting untuk berjaga-jaga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ingat, ketika berhenti kerja, fasilitas seperti tunjangan kesehatan turut lenyap.
Tidak memakai gaji 6 bulan terakhir untuk dana cadangan jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya keluarga sakit, kecelakaan, dll.
Selain itu, melakukan hal ini juga sebagai tes atau latihan untuk diri sendiri
“Benarkah saya sanggup bertahan tanpa gaji dari perusahaan?”
Jika kamu sanggup menabung gaji 80-100 %, berarti kamu sudah sangat siap mengajukan surat resign.
Berat ya?
Tidak. Kan poin-poin di atas sudah dilakukan; ada kios kecil-kecilan dan utang sudah lunas.
Ajukan Surat Pengunduran Diri, pamit baik-baik dan minta surat pengalaman kerja
Saya pernah menemukan rekan kerja yang tiba-tiba pergi tanpa pamit, surat pengunduran diri beserta aset kantor dititip di satpam saja. Yang begini jangan ditiru ya hehehe
Itulah beberapa hal yang saya lakukan sebelum resign. Tips ini bukan saya comot dari buku atau artikel, tapi benar-benar saya praktekkan sendiri.
Hasilnya bagaimana?
Alhamdulillah, saya tidak menemukan kesulitan yang berarti setelah resign, khususnya masalah keuangan. Kebiasaan-kebiasaan sebelum resign masih dilakukan, seperti belanja buku, baju, jajan, sesekali makan di cafe atau warung makan langganan tetap bisa dilakukan tanpa harus membuat suami pontang-panting cari uang tambahan.
Alhamdulillah, saya tidak menemukan kesulitan yang berarti setelah resign, khususnya masalah keuangan. Kebiasaan-kebiasaan sebelum resign masih dilakukan, seperti belanja buku, baju, jajan, sesekali makan di cafe atau warung makan langganan tetap bisa dilakukan tanpa harus membuat suami pontang-panting cari uang tambahan.
Dengan melakukan langkah-langkah di atas juga membuat kamu lebih relaks pasca resign. Kamu tidak perlu terburu-buru cari kerja atau membangun bisnis baru. Kamu punya banyak waktu untuk mempertimbangkan langkah terbaik apa yang selanjutnya dilakukan, memilih bisnis potensial apa yang cocok dengan kepribadian dan hobi kamu.
Saya menemukan bisnis Kangen Water setelah dua bulan liburan dan mempertimbangkannya di rumah. Alhamdulillah, keputusan memiliki mesin Kangen Water adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah saya lakukan. Kami menjadi sehat sekeluarga, bisa bersedekah air sehat, dan juga menghasilkan uang. (Untuk info lebih lanjut tentang bisnis Kangen Water silahkan hubungi WA 081342045910)
Semoga bermanfaat.
Nur Islah
Makasiiihh tipsnya, Mak. Bolehmi ini dicatat dan disave, ini msh galau antara mau perpanjang kontrak kerja nanti atau resign biar bs total dan fokus urus keluarga, uhuuukk.
BalasHapusapapun keputusannya, semoga itu yang terbaik mak
HapusTerima kasih, Mak tipsnya. Saya baru 3 bulan ini resign juga. Walaupun kadang berat tapi dinikmati saja, karena sekarang punya waktu lebih luang :D
BalasHapusSelain masalah keuangan, mental juga mesti disiapkan. Salah satu yang paling berat setelah resign adalah "post power syndrom". Terbiasa kerja kantoran dari pagi sampai sore selama bertahun-tahun dan tiba-tiba tinggal di rumah saja kadang-kadang bikin frustasi. Ngeblog salah satu jadi terapi.
BalasHapusYang saya kangenin setelah resign adalah makan siang bersama teman-teman dan gajian tiap bulan hahaha. Tapi, bukan berarti saya menyesal dengan pilihan yang sekarang
BalasHapusSy jg baru mau resign krn pertimbangan bayi sy. Tapi ada yg bikin saya ragu yaitu bulanan utk kedua orgtua saya. Krn keduaorgtua sy bukan org mampu. Mereka msh membutuhkan uang dari saya. Sementara saudara sy yg lain sdh tdk bekerja. Suami sih bersedia memberikan uang bulan buat kedua orangtua saya tapu tidak sebesar yang saya berikan. Sementara kebuthan mereka tdk bisa dikurangi
BalasHapus