Riset untuk sebuah buku, lazim dilakukan oleh penulis manapun, baik itu penulis fiksi maupun non fiksi. Pengamatan langsung pada suatu objek akan memberikan ruh pada tulisan.
Saya jadi ingat seorang teman penulis bercerita, dia pernah membuat akun palsu agar bisa masuk ke grup-grup tertutup kaum homoseksual, mencoba menyelami kehidupan mereka demi novel yang sedang ditulisnya. Jangankan menulis buku, membuat artikel blog saja tetap harus melakukan riset, agar tulisan lebih berbobot. Caranya macam-macam, bisa dengan membaca, wawancara atau hanya sekedar bertanya melalui status Facebook.
Wajar jika penulis menggali bahan tulisan lebih dalam melalui riset, apalagi jika yang ditulis bukan merupakan kebiasaan sehari-hari, pengalaman hidup, tempat yang jauh dari lingkungan kita, atau suatu lokasi yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Tentu saja riset di sini menjadi sangat penting.
Berbicara tentang riset demi sebuah buku, sepertinya belum ada yang menyamai kenekatan Norah Vincent yang akan saya ceritakan di bawah ini.
Kenapa? karena Norah Vincent pernah menjalani peran sebagai lelaki selama 18 bulan!
Bukan menyamar dalam 1-2 jam/hari lho ya, tapi dia benar-benar mengubah total fisiknya. Dia bermetamorfosis dari Norah menjadi Ned. Ketika menyamar sebagai laki-laki, dia pernah bekerja pada sebuah perusahaan, masuk ke klub-klub striptease, ikut klub bowling, menginap di biara katolik, dll tanpa ketahuan sama sekali.
Norah sendiri mengaku awal mulanya dia kepikiran melakukan itu setelah melihat tayangan televisi, sebuah acara yang menayangkan beberapa orang perempuan dan laki-laki bertukar peran. Ini semacam reality show untuk menaikkan rating TV. Dari situ kemudian Norah kepikiran, sepertinya dia bisa melakukannya dengan lebih baik.
Norah sedang belajar teknik pernafasan agar suranya mirip pria |
Dalam bukunya Female Undercover, buku yang begitu menarik perhatian publik pada tahun 2006, Norah menuangkan semua pengalaman hidupnya menyamar sebagai Ned selama kurang lebih 18 bulan.
Tidak banyak perempuan yang memiliki keinginan dan keberanian sebagaimana Norah lakukan. Dia benar-benar total dalam menjalankan perannya sebagai laki-laki. Norah mengikuti grup bowling, bergaul berbulan-bulan setiap senin malam dengan kumpulan laki-laki brewok yang berbicara kasar dan semaunya. Dari situ dia jadi tahu perbedaan laki-laki dan perempuan dalam hal bahasa, ketulusan, kebaikan hati, pertemanan antar lelaki, dan bagaimana laki-laki mencurahkan perasaannya.
Untuk tahu bagaimana anggapan laki-laki terhadap seks, selama berminggu-minggu Norah menjadi pengunjung tetap beberapa klub penari telanjang. Bukan hanya mengamati dari jauh, atau sekedar jadi penonton. Tapi dia benar-benar maju ke depan, mendekati bibir panggung dan berinteraksi langsung dengan para penari telanjang dengan meminta lap dance service.
Sebagai Ned, dia juga melamar pekerjaan dengan memakai jas lengkap. Di situ Norah merasakan perbedaan sikap orang-orang dalam memperlakukannya sebagai laki-laki . Norah mengatakan ketika dia menjadi Ned, dia tidak perlu banyak berbasa-basi saat mengungkapkan keinginan, dibandingkan saat dia sebagai perempuan yang selalu memulai kalimat dengan permintaan maaf.
Dalam sebuah therapy club, sebuah perkumpulan terapi laki-laki bermasalah, Norah mengamati bagaimana laki-laki mencurahkan perasaannya. Ibarat memikul bola dunia di punggungnya, laki-laki harus bertanggungjawab penuh dengan ketersediaan pangan keluarganya. Banyak dari mereka sebenarnya merasa beban tersebut terlalu berat tapi tetap harus dipikul demi keluarga.
Kehidupan biara juga pernah dimasuki oleh Ned. Di sana, dia meneliti kehidupan biarawan dengan cara tinggal dan berinterakasi dengan mereka selama beberapa minggu. Sekali lagi tanpa ketahuan sama sekali.
Totalitasnya tersebut harus Norah bayar mahal, setelah kembali menjadi perempuan dia sempat mengalami gangguan jiwa. Dia didera perasaan bersalah berkepanjangan, merasa telah menipu teman-teman lelakinya yang sudah terlanjur mempercayai dan menyayanginya sebagai Ned. Pengalamannya ketika sakit tersebut dituangkan lagi ke dalam buku yang berjudul Voluntary Madness.
Penasaran ya dengan sosok Norah Vincent itu bagaimana? Kok bisa-bisanya berkeliaran sebagai seorang pria, membaur di masyarakat, bahkan hampir bercinta dengan wanita asli tanpa ketahuan. Saya coba cari di Youtube, profilnya sangat mudah ditemukan. Dia terlihat sangat cantik, hidungnya bangir, bibirnya bagus, dan mataunya besar. Ketika berubah menjadi Ned, dia terlihat seperti laki-laki muda yang tampan dan dandy. Pantas saja, dalam masa penyamarannya, Ned sempat memikat beberapa wanita untuk menjadi teman kencannya.
Sumber gambar: http://523fgf.cu.cc/page/norah-vincent-self-made-man-dating/ |
Hampir di semua akhir petualangan Ned di setiap tempat baik itu di biara, klub bowling, dengan teman-teman kencannya, Norah selalu mengakui bahwa dia sedang menyamar. Semua terkejut, tapi bisa menerima dengan baik setelah mengetahui alasan di baliknya.
Penyamaran yang dilakukan Norah sangat sepadan, bukunya Female Undercover menuai pujian di mana-mana, karyanya dianggap sebagai salah satu suara baru yang paling segar dan berani dalam jurnalisme amerika.
#pecintabukulama
tapi wajahnya memang mirip pria sih di foto di atas :)
BalasHapusiya mba, kl dandan jadi pria, tidak ketahuan kl dia cewek
BalasHapuswah.. bisa ya? selama 18 bulan pula... ck..ck...ck...
BalasHapushebat ya, tidak ketahuan pula
Hapuswah, benar nekat
BalasHapusiya mak, benar2 nekat. Katanya sih waktu awal-awal menyamar dia nerveos juga, tapi lama kelamaan bisa nyantai
Hapusperjuangan yang luar biasa
BalasHapusyup
Hapusitu numbuhin jenggotnya gimana ya? Apa dia suntik hormon juga, seperti yang dilakukan istrinya artis A itu?
BalasHapusKalau saya nyamar jadi laki-laki sih langsung ketahuan.. wong montok dimana-mana hehehe..
pake rambut halus trus dilem mba, katanya sih gak sampai sontok hormon tp dia rutin fitnes
Hapusbisa mirip cowok banget ya...total banget
BalasHapusbenar mba, totalitasnya jempol
Hapuswoww!
BalasHapusaneh aneh aja
BalasHapus