Kalau boleh memilih saya tidak mau label sport jantung ini bertambah sampai kapan pun, tapi yang namanya kemalangan yah, kalau datang tak dapat ditolak. Hanya dapat diterima dan dilihat sisi baiknya saja. Selalu saya tulis di blog bukan untuk diratapi, tak lain agar kelak dapat dikenang, suatu hari saat membacanya kembali kami akan tertawa dan berkata “oh pernah begini rupanya”
Lagi-lagi Ayyan jatuh sampai lukanya harus dijahit, kejadian yang sama saat dia berumur 2 tahun, terulang hari ini jadi serasa de javu.
Baca juga Ahh Adek Jatuh lagi
Baca juga Ahh Adek Jatuh lagi
Awal hari semua baik-baik saja, suasana adem, anak-anak tidak rewel karena malamnya tidur banyak. Pagi-pagi saya menghadiri acara di Hotel Parewisata, talk show “Ibu dirindukan surga” diadakan oleh Rumah Keluarga Indonesia (RKI). Saya berangkat bersama Kakak Nay, sementara Pap Nay ke toko grosir langganan di pasar. Memang hari sabtu atau ahad adalah jadwal rutin kami belanja keperluan kios.
Belum juga berapa lama acara talk show berlangsung. Saya yang duduk di depan menyimak, tiba-tiba dicolek salah satu panitia, dia mengabarkan kalau saya ditunggu suami di luar.
Mulai disini, perasaan saya sudah tidak enak, musti ada kabar yang sangat penting kalau begini.
“Adek jatuh, mau dibawa rumah sakit, kayaknya perlu dijahit!” Kata Pap Nay
Ya Allah…
Namanya ibu ya, kabar yang begini pasti bikin jantung berdegup lebih kencang. Saya tidak bisa membayangkan ada orang tua yang suasana hatinya adem saat menerima kabar serupa.
Saat itu tiba-tiba pula saya panik, kakak Nay yang tadi pamit ke belakang tidak ada. Tadinya saya pikir kakak mau main dengan temannya di bangku belakang.
Saya dan Pap Nay mencari dia sampai di lantai bawah, bahkan dibantu panitianya, tapi tidak ketemu juga. Mana kepikiran pula ada Adek Ayyan yang kepalanya berdarah-darah. Ya Allah, gusarnya perasaan waktu itu.
Untung tidak lama kemudian, ketemu. Rupanya kakak di WC sedang buang hajat. Ini anak sampai dua kali bolak-balik buang air besar gara-gara kebanyakan makan :D
Saat tiba di mobil, saya lihat Adek sedang duduk tenang dipangku Omnya, dahinya sudah diplester seadanya, pertolongan pertama dari bapaknya tadi.
“Adek kenapa” tanyaku
“Adek Jatuh”
“ini berapa Dek?” sambil saya angkat jari di depan matanya
“Dua” kata dia mantap
Perasaan jadi agak lega, setidaknya mata sama otaknya masih nyambung.
Kami membawa Adek ke UGD rumah sakit Fatimah, tempat andalan kami jika sedang mengalami kejadian darurat. Rumah sakit ini paling recommended untuk urusan beginian. Layanannya cepat.
Kami ditanya penyebab Adek jatuh, apakah langsung nangis setelahnya atau pingsan, dll
Adek jatuh saat lompat. Sebenarnya dia sudah ahli lompat dari atas meja, jarang jatuh. Tapi karena ramai dengan teman-temannya, terlalu semangat, juga sebelumnya sering berputar-putar, jadi dia kehilangan keseimbangan. Pasti jatuhnya keras, kepala bagian kanan yang menyentuh lantai duluan. Dahinya robek lumayan, terbuka, mengucurkan darah banyak sekali.
Di rumah sakit, sepertinya Adek ingat kejadian setahun yang lalu, ingat betapa sakitnya disuntik dan dijahit. Adek memeluk erat digendongan. Tidak mau sama sekali diletakkan di ranjang.
Sambil menunggu persiapan jahit menjahit kelar, saya mulai membujuk…
“Dek, kalau Adek tidak nangis nanti Mama belikan es krim dua, kalau nangis cuma satu, Adek mau yang mana?”
Adek malah bilang begini…
“Satu untuk kakak, bapak, Tata Uul…bla-bla” dia mengabsen nama-nama.
Sampai detik ini Adek belum nangis, hanya merengek tidak mau lepas dari pelukan.
Cerewet Adek juga tidak berkurang, dia mengomentari bantuan pernapasan seorang anak di ranjang sebelah, komputer, dll.
Saat tindakan mau dimulai, barulah dia nangis kencang. Butuh bantuan bapaknya, saya dan satu orang perawat untuk menahan tangan dan kaki Adek agar dokter bisa memulai menyuntik.
Wajah Adek mulai ditutup. Benjol yang terbuka di dahi Adek ternyata butuh 4 jahitan!
Masya Allah, Adek meronta-ronta. Darah di dahinya mengucur banyak.
Susternya bilang
“ Kalau nangis nanti darahnya tambah banyak”
Adek lalu lebih merendahkan lengking tangisannya. Tapi saat di suntik Adek menangis kencanggggg sekaliiii. Memang sakit ya pasti. Saya beberapa kali memalingkan wajah, tidak tega melihatnya.
Adek teriak-teriak minta dipeluk, saya jadi tambah sedih, saya memegang tangannya sambil memeluk dia.
Setelah obat bius bekerja tangisan Adek mereda lagi. Sembari dia dijahit kami berusaha mengajak Adek ngobrol tentang rasa es krim yang dia inginkan.
Setelah selesai saya tanya Adek begini
“Adek mau es krim satu atau dua?”
“tiga” kata dia mantap
Hahaha bagus nak, akalnya masih jalan terus.
Tahu tidak bun, sampai di rumah Adek langsung lompat-lompat lagi, bikin kami seisi rumah kompak berteriak melarang.
Begitulah salah satu kelebihan punya anak yang suka bergerak, bikin emaknya sering-sering sport jantung. Sehat selalu ya Nak, malampe sungeta, salamaki lino ahera.
Parepare, 25 Desember 2016
Parepare, 25 Desember 2016
Dedek cepet sembuh ya moga gak sakit dan tidak terjadi lagi. Bisa bayangin sakitnya dahi dijahit
BalasHapusAmin..iya mba, pasti sakit sekali, sampe sekarang benjolnya belom kempes 😖
Hapussemoga cepat sembuh ya dek ...........
BalasHapusAmin ya rabbb...makasih mas Ahmad
HapusSubhanallahh... kodong si adekk ,,.
BalasHapussemoga lekas membaik kak
Iye...maklum anak laki2 kuat Bergerak..Amin terima kasih doanya
Hapusaduuh aku jadi ingat anakku mba, dia juga sempat jatuh, tapi ga dijahit. Semoga anaknya cepat sembuh ya mba.
BalasHapusAnakku ini yg kedua mba, semoga ndk jatoh2 lagi..amin
HapusWalah, saya yang baca jadi ngilu sendiri. Iya ya, namanya anak-anak ya Mak, saya juga di rumah ada krucil yang doyannya naik-naik dan loncat. Mana seneng banget ala-ala spiderman, naik ke palang pintu. Huhuhu, semoga dede Ayyan sehat selalu yaa Nak.
BalasHapusSama anakku mak, suka sekali meniru spiderman, makin besar kupikir akan berhenti...eh malah nambah suka sama ultraman
Hapus