Seorang teman memperlihatkan foto wanita dari handphone-nya, sesosok perempuan cantik berkerudung biru bernuangsa lembut sedang tersenyum. Dia manis, kulitnya putih bersih, mata besarnya dihiasi maskara dan celak yang dipoles rapi, membuat bulu matanya semakin terlihat lentik. Senyumnya boleh dikata menawan, kedua pipinya berlesung kembar.
“Siapa ini?”
“Dia istri kedua suamimu”
Gemuruh jantungku mengalahkan ombak laut di musim barat. Aku jatuh terkulai.
Kenapa… Kenapa!!!
Aku berteriak bertanya kepada angin, tak ada suamiku yang bisa kutanyakan kebenaran.
Orang-orang mulai berbisik, memandang dengan kasihan.
“Padahal mereka kelihatan bahagia ya”
“Iya, coba lihat foto-foto di media sosialnya, selalu berdua kemana-mana”
Aku menunduk, menyembunyikan duka dan malu. Teman yang tadi memberi kabar merangkulku. Aku membalasnya dengan rangkulan lebih erat, membasahi kerudungnya dengan air mata yang menganak sungai.
Bagaimana rasanya berada di posisi wanita yang berduka di atas? Saya merasakannya kemarin malam, untungnya itu hanya mimpi. Saat terbangun, saya bersyukur mendapati suami sedang tertidur pulas. Tidak terbayangkan kalau hal itu terjadi di dunia nyata. Aduh jangan sampai ya.
Perkara suami mendua sudah menjadi hal yang lumrah di zaman sekarang. Sebuah seminar yang pernah saya ikuti pernah membahas soal ini “Perselingkuhan lebih banyak dipicu oleh gadget” kata narasumbernya.
Benar juga, apa sih yang tidak bisa dilakukan oleh gadget? kabar seseorang di ujung dunia atau di benua lain pun bisa kamu lacak dengan sentuhan jempol saja. Seseorang yang pernah mengisi hati dan sudah hilang di ingatan tiba-tiba foto-fotonya berseliweran di wall facebook-mu dengan gaya yang menawan, sedang jomblo pula. Mungkin awalnya hanya sekedar menyapa, menanyakan kabar dan basa basi lainnya, tapi setan tak pernah luput menggoda manusia, bahkan di dunia maya sekalipun.
Poligami selalu menyisakan sesak. Istri-istri nabi Muhammad saw yang dijuluki ummul mukminin saja masih selalu cemburu setiap kali Rasulullah menikah lagi, sampai-sampai Tuhan pun beberapa kali campur tangan dengan menurunkan wahyu sehubungan dengan kelakuan mereka.
Hafsah cemburu kepada Mariya. Mariya adalah salah satu istri nabi Muhammad yang berparas cantik, Rasulullah sangat mengaguminya, sampai-sampai membuatkan rumah yang memiliki taman untuk dia. karena kecemburuan Hafsah itu membuat Rasulullah bersumpah tidak akan menyentuh Mariya lagi. Allah swt kemudian menurunkan ayat menegur RasulNya kenapa mengharamkan apa yang sudah Tuhan halalkan baginya.
Lain waktu, istri-istri nabi yang muda yaitu Aisyah dan Hafsah juga pernah mengerjai mempelai baru nabi di hari pernikahannya. Mereka membujuk Asma agar mengatakan kalimat yang ternyata merujuk kepada perceraian. Padahal kalimat tersebut tidak dipahami oleh Asma. Akibatnya pengantin perempuan yang malang itu dikembalikan kepada orang tuanya.
Demikian pekanya perasaan perempuan kalau harus berbagi suami, juga berlaku pada istri-istri junjungan kita Muhammad Saw. Soal perasaan perempuan yang tersakiti karena poligami pernah dipertegas nabi Muhammad Saw. Dalam suatu riwayat, saat beberapa Bani Hasyim bin al-Mughirah menawarkan istri baru untuk Ali bin Abi Thalib ra, suami Fatimah. Nabiyullah sampai naik ke mimbar berseru kalau Ali Bin Abi Thalib ra sampai menikah lagi, maka itu seperti menyakiti hati rasulullah sendiri. “Ketahuilah putriku itu bagian dariku; apa yang mengganggu perasaannya adalah menggangguku juga, apa yang menyakiti hatinya adalah menyakiti hatiku juga”
Itu di zaman lampau, yang ceritanya kita ketahui dari membaca kisah dan hadist, di masa sekarang bagaimana? Masalah suami berpoligami juga pernah menimpa Teh Ninih. Awalnya Teh Ninih mau membagi suaminya dengan Teh Rini, tapi sempat minta cerai juga kan dari AA Gym. Walaupun akhirnya Alhamdulillah mau rujuk kembali. Nah Teh Ninih saja yang berwajah teduh dan taatnya subhanallah tidak tahan dimadu, apalagi saya yang imannya masih kayak memompa ban sepeda, kembang kempes.
Makanya ketika suatu hari beberapa teman iseng menanyakan pendapat saya soal poligami
“Kamu mau berbagi suami? dapat surga lho”
Dengan pertimbangan jumlah perempuan yang tidak sebanding dengan laki-laki, logika berbagi suami memang masuk akal.
Alih-alih saya menjawab IYA, malah menjawab
“Benar saya mau surga, tapi bukan lewat pintu itu”
Seperti sabda Rasulullah “Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya maka dikatakan kepada wanita tersebut : “Masuklah ke surga dari pintu mana saja sesuai yang engkau kehendaki.”
Mudah-mudahan kita semua jadi salah satu wanita di hadist itu ya. Amin
Jadi ada mitos yang menyebutkan jika istri yang membagi suaminya itu bakalan masuk surga ? jangan begitu mba pintu untuk masuk surga itu banyak jika mba menjalankan perintah agama. dan lagipula apakah suami yang mau punya istri 2 sudah bisa adil baik dalam segi materi dan juga nafkah batin ?
BalasHapusMakanya diriku ndk mau..kan banyak pintu lain hehehe
HapusAku juga big no no mba :)
BalasHapusSalam kenal ya mba
Mau pilih masuk dari pintu lain aja boleh kan ^^
Salam kenal juga mba..toss kita
Hapusada banyak jalan menuju roma, ada banyak jalan juga menuju surga,,
BalasHapussaya pun tak sanggup berbagi suami Mba :(
Jangan sampai ya hihihi
Hapus