2001-2016, berarti saya mengenalnya sudah 15 Tahun!
Anaknya kalem, jarang ngomong, jarang ribut, jarang nongkrong dengan temannya. Penampilannya pun beda dengan kakak kelas yang lain. Rambut secenti, badannya yang proporsional dibalut kemeja rapi digulung setengah lengan. Pertama liat saya langsung suka, dia handsome (hei..ingat selera orang beda-beda!)
Well benar, saya suka curi-curi pandang, melirik malu setiap melihatnya di kampus. Sayangnya sistem perkuliahan di UNM sangat jarang mempertemukan junior dan senior sekelas. Universitas ini menerapkan sistem pemisahan kelas untuk mahasiswanya, macam waktu di SMU saja. Kalau kamu masuk di kelas A, bisa dipastikan tiap hari kamu akan terus bersama-sama dengan teman kelasmu dari semester awal sampai akhir di semua mata kuliah. Berbeda dengan Unhas, mahasiswa bebas memilih kelas, memilih mata kuliah, bahkan memilih dosen yang mengajarnya. (dulu ya, tidak tahu sekarang)
Jadi kami sangat jarang duduk bersama dalam ruang kuliah, senior idaman yang cool itu hanya bisa saya pandang dari jauh hahaha.
Waktu berlalu, saya mulai geer, dia juga sering ketangkap mata melirik saya (geli menulis bagian ini). Akhirnya setiap ketemu pasti bertegur sapa. Bahkan seorang sahabat yang memperhatikan kelakuan kami pun menyadarinya, mata kami selalu saling mencari.
Momen teromantis antara saya dan dia hanya satu kali jalan ke mall sebagai teman. Oh ya pernah juga janjian pergi bareng di acara Spending Night English Club yang ternyata acaranya super membosankan. Kami tidak pernah berpacaran. Malah saya akhirnya jadian dengan orang lain dan dia pacaran dengan teman angkatan saya. Mirip lagu Broery Marantika dan Dewi Yul saja, kau disana aku disini :D
Di masa kuliah saya pernah sakit, sampai harus cuti satu semester. Cowok idaman ini menelpon, senangnya luar biasa. Karena tahu dia orangnya pemalu, pasti dia mengumpulkan keberanian buat memencet nomer teleponku. Sikap manisnya itu terekam di benak sampai sekarang. Waktu itu walaupun cuti, saya juga mempersiapkan skripsi, saking happy-nya sempat-sempatnya saya meluangkan waktu dari kesibukan mengetik skripsi untuk menulis percakapan kami di telepon, tulisan panjang dalam Bahasa Inggris acakadut di komputer. Mungkin datanya masih tersimpan sampai sekarang. What a lebay girl!
Tidak terasa sudah 15 tahun berlalu sejak perkenalan pertama. 7 tahun yang lalu cowok idaman melamar setelah 6 bulan sebelumnya menyatakan cinta. Laki-laki itu mau jadi bapak anak-anakku, fyi, he is the smartest person I've ever met. Dia serba bisa dan tidak pernah gagal dalam tes tertulis. Dia utusan kabupatennya untuk mengikuti lomba matematika waktu SMU, dia menjadi mahasiswa berprestasi dengan nilai tertinggi seuniversitas di angkatannya. Dia yang bisa memperbaiki perabot yang rusak, bisa membuatkan saya pagar kokoh dan dapur yang indah di kemudian hari, dia yang telah mencuri hati sejak perkenalan pertama .. akhirnya memilihku jadi mempelainya. Tsaahhh (dilarang muntah!)
Malam ini..
“Pa..tahu ndak saya sudah sukaki sejak perkenalan pertama”
Hening…
“Kita iyya?”
“samaji” katanya salah tingkah
“Aiii curang, ikut-ikutanjeki!”
“Bah..iya saya suka-sukami juga”
“Kita sayangka kah?”
“kalau bisa ditimbang itu perasaan, pasti sayangku lebih besar dari kita”
Iyahhh, memang seperti gombal tapi hatiku membuncah, mendekapnya semakin erat, dan tidak usahlah ya saya cerita apa yang terjadi selanjutnya :D
Terima kasih untuk tujuh tahun yang kau jalani bersamaku, semoga apapun riak dan gelombang kehidupan kelak, selalu mampu ditaklukkan oleh dirimu, nahkodaku. Amin
Happy 7th Anniversary!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis