Putri saya sudah lulus TK. Aduhai cepat sekali waktu berlalu, bayi mungil lucu, manis, imut itu sudah pakai toga. Wajah kanak-kanaknya tertutup bedak dan gincu, memakai jubah hitam, tiba-tiba saya merasa terlempar belasan tahun ke depan, Naylah sudah dewasa, saya menghadiri wisudanya sebagai sarjana lulusan universitas. Aduh nak, jadi apa kamu kelak, membayangkannya saja jantung saya sudah dag dig dug, apakah dokter? Pengajar? Atau wirausaha? Dada berdebar-debar membayangkannya, seakan itu sudah akan terjadi besok.
Baiklah saya bangun sekarang.
Naylah sekolah di taman kanak-kanak terdekat dari rumah, terletak sekitar 200 meter dari tempat tinggal kami. Biasanya kakak diantar jemput bapaknya pakai motor, kadang-kadang diantar saya dengan jalan kaki. Tapi itu sangat jarang terjadi, hanya kalau Pap Nay lagi keluar kota atau sedang ada urusan pagi-pagi, barulah saya yang mengantar.
Tak terasa setelah 3 tahun sekolah (iya kakak Nay sekolah selama 3 tahun di TK), anak mama yang tidak mau bawa bekal nasi itu akhirnya diwisuda. Acara wisuda yang melibatkan ortu sih tidak ada, anak-anak hanya disuruh datang ke sekolah memakai baju muslim atau kebaya (bisa milih), terus ada acara foto di sekolah memakai toga. Orang tua tidak perlu hadir, karena cuma acara foto-foto saja, nanti saat acara pelepasannya, kami diundang melihat anak-anak mempersembahkan hiburan setelah berlatih berminggu-minggu. Memang sejak sebulan apa dua bulan yang lalu, kakak Nay cerita kalau dia di sekolah latihan menari, namanya tari kipas. Setiap hari Nay melaporkan progress-nya.
“ Ma, tadi saya sudah bisa pegang kipas”
“Ma, tadi saya sudah hapal tariannya”
Karena selalu di-update, saya penasaran benar dengan penampilan Naylah di panggung.
Singkat cerita tibalah hari H. Saya mengajukan cuti setengah hari di kantor, supaya di ingatan Nay terukir kalimat “mamaku mama yang baik, selalu ada di hari spesialku” hehehehe
Membicarakan tentang hari spesial, anak saya termasuk beruntung, bapaknya juga selalu ada, malah melebihi keterlibatan mamanya. Mulai dari mendaftar sekolah, antar jemput anak, sampai acara perpisahan sekolah begini, Pap Nay selalu menghadiri. Lup u papa *bighug
Cerita lanjut ya…
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diadakan di hotel, kali ini panggung pertunjukan dan tenda tamu didirikan di halaman sekolah. Kebetulan sekolah Naylah memang berhalaman lumayan luas, sangat luas malah. Disitulah berdiri panggung sederhana berlatar merah bertuliskan Penamatan/pelepasan TK Putri Ramadhani kota Parepare tahun ajaran 2015/2016.
Saya semangat sekali, ini pertunjukan pertama Naylah. Anak sulung saya ini agak kurang percaya diri. Saya penasaran bagaimana mental dia saat di panggung, apa dia bisa? Apa dia gugup?
Kami datang lebih awal. Beberapa anak sudah hadir bersama orang tua mereka. Sayangnya acara tidak dimulai tepat waktu, karena menunggu tamu undangan dari Dinas Pendidikan. Karena saya masih berada di wilayah Indonesia, ngaret-ngaret begini harus dimaklumi :) Sebenarnya agak gerah juga karena tidak bisa duduk santai menunggu, mata harus selalu awas memperhatikan Adek Ayyan yang berkeliaran.
Menjelang pukul 10 pagi, gerah dan gelisah menanti lenyap seketika takkala anak-anak mulai tampil di panggung. Mungkin hampir semua anak yang tercatat menjadi murid TK putri Ramadhani mendapat giliran tampil. Mereka satu persatu menghapal doa harian, menyebut angka dalam 3 bahasa, menari, dan membawakan sajak. Yang terakhir ini agak spesial, sajaknya berjudul “nenekku sayang”, dibawakan oleh seorang anak yang setiap hari diantar oleh neneknya ke sekolah, bukan sekedar diantar, sang nenek juga menungguinya setiap hari. Waktu anak itu berpuisi, berulangkali saya nengok ke belakang, melihat wajah sumringah sang nenek.
Saya juga menyukai bagian penyampaian sepatah kata dari kakak kelas yang akan meninggalkan sekolah, dilanjutkan sepatah kata dari adik-adik kelas yang ditinggalkan, walaupun sadar mereka itu cuma menghapal apa yang dikarang ibu gurunya, tapi hati terharu mendengar mereka berkata “selamat tinggal, kami pergi demi masa depan” aaahhhh
Saya tidak cerita tentang pidato sambutan-sambutannya ya, lagipula sepertinya semua hadirin memang datang hanya untuk melihat anak mereka tampil, tak terkecuali yang menulis hehehe
Ternyata penampilan anak-anak yang saya ceritakan di atas adalah penampilan pertama. Setelah turun panggung, masing-masing langsung ganti baju untuk siap tampil yang kedua kalinya. Yang tadinya pakai baju muslim/muslimah sekarang memakai pakaian menari, Naylah sendiri memakai dress pink tua, berbando senada, dan memakai stocking.
Satu persatu grup mulai menampilkan tariannya, sayang saya tidak memperhatikan waktu MCnya menyebut judul tariannya, ada tarian ala-ala Timur Tengah, tari kipas (karena memakai kipas), tarian dari Aceh, dan tari-tarian kreasi untuk anak PAUD. Saya rangkum semua tariannya jadi satu di video ini (inipun uploadnya sukses setelah 2 hari mencoba) *Entah Ada Apa Dengan Jaringan Internet 2 (AADJ 2)
Tarian yang paling mengundang tawa penonton adalah tari sehat (maaf kalo namanya salah), namanya tari sehat karena lirik lagu yang mengiringinya tentang hidup sehat, mengajak anak-anak makan sayur, ikan dsb. Dibawakan oleh murid-murid dari kelas PAUD, yang memimpin di depan namanya Shifa, gerakannya mantap, dengan ekspresi serius. Anak-anak yang masih balita kalau sudah bertingkah begitu, jadi lucu sekali. Riuh benar penonton waktu mereka tampil.
Tentu saja, tidak semua pertunjukan berjalan sukses, beberapa kejadian ricuh terjadi, misalnya ada anak yang menangis menolak tampil saat gilirannya tiba, ada anak yang tadinya hanya menonton tiba-tiba nimbrung ikut menari. Penonton maklum namanya anak-anak, selalu saja ada hal-hal yang tak terduga mereka lakukan. Bagi saya, mereka salah atau benar, tingkah laku mereka di panggung tetap menghibur.
Saya terharu, Naylah bisa tampil percaya diri membawakan doa keselamatan dunia dan akhirat. Demikian juga waktu dia menari, dia tidak gugup sama sekali, kompak dengan teman-temannya. Tentu saja ini berkat ibu guru yang tak jemu melatih. Saya sangat menghargai usaha dari ibu-ibu guru, saya tidak tahu bagaimana cara para pendidik itu melatih anak-anak menari. Kagum saya, kok anak saya yang hobi memanjat dan lompat, yang tidak ada lentur-lenturnya sama sekali bisa kompak begitu ya menari dengan teman-temannya. Pasti butuh kesabaran luar biasa mengarahkan mereka, Ini bukan tentang sabar menghadapi 2-3 anak saja, tapi banyak anak dengan beragam karakter. 4 Jempol buat bu guru!
Saya menghaturkan banyak terima kasih kepada ibu-ibu guru TK Putri Ramadhani, atas kebaikan mereka mendidik anak saya, yang memaklumi kalau Naylah kadang tidak pergi sekolah, selalu tersenyum menyambut kami walaupun sering datang terlambat. Bahkan, bersedia susah payah mengantar sampai ke rumah waktu Naylah lupa dijemput. Saya berterima kasih pada mereka, Naylah jadi hapal banyak doa harian, Naylah kadang menjadi guru di rumah mempraktekkan apa yang diajarkan gurunya “kalau makan harus duduk yang rapi”, “sebelum makan harus baca doa makan” dan banyak lagi.
Sepertinya cerita saya sudah lumayan panjang, akhirnya saya cuma mau bilang "Happy graduation nak!"
Putri saya sudah lulus TK. Aduhai cepat sekali waktu berlalu, bayi mungil lucu, manis, imut itu sudah pakai toga. Wajah kanak-kanaknya tertutup bedak dan gincu, memakai jubah hitam, tiba-tiba saya merasa terlempar belasan tahun ke depan, Naylah sudah dewasa, saya menghadiri wisudanya sebagai sarjana lulusan universitas. Aduh nak, jadi apa kamu kelak, membayangkannya saja jantung saya sudah dag dig dug, apakah dokter? Pengajar? Atau wirausaha? Dada berdebar-debar membayangkannya, seakan itu sudah akan terjadi besok.
Baiklah saya bangun sekarang.
Naylah sekolah di taman kanak-kanak terdekat dari rumah, terletak sekitar 200 meter dari tempat tinggal kami. Biasanya kakak diantar jemput bapaknya pakai motor, kadang-kadang diantar saya dengan jalan kaki. Tapi itu sangat jarang terjadi, hanya kalau Pap Nay lagi keluar kota atau sedang ada urusan pagi-pagi, barulah saya yang mengantar.
Tak terasa setelah 3 tahun sekolah (iya kakak Nay sekolah selama 3 tahun di TK), anak mama yang tidak mau bawa bekal nasi itu akhirnya diwisuda. Acara wisuda yang melibatkan ortu sih tidak ada, anak-anak hanya disuruh datang ke sekolah memakai baju muslim atau kebaya (bisa milih), terus ada acara foto di sekolah memakai toga. Orang tua tidak perlu hadir, karena cuma acara foto-foto saja, nanti saat acara pelepasannya, kami diundang melihat anak-anak mempersembahkan hiburan setelah berlatih berminggu-minggu. Memang sejak sebulan apa dua bulan yang lalu, kakak Nay cerita kalau dia di sekolah latihan menari, namanya tari kipas. Setiap hari Nay melaporkan progress-nya.
“ Ma, tadi saya sudah bisa pegang kipas”
“Ma, tadi saya sudah hapal tariannya”
Karena selalu di-update, saya penasaran benar dengan penampilan Naylah di panggung.
Singkat cerita tibalah hari H. Saya mengajukan cuti setengah hari di kantor, supaya di ingatan Nay terukir kalimat “mamaku mama yang baik, selalu ada di hari spesialku” hehehehe
Membicarakan tentang hari spesial, anak saya termasuk beruntung, bapaknya juga selalu ada, malah melebihi keterlibatan mamanya. Mulai dari mendaftar sekolah, antar jemput anak, sampai acara perpisahan sekolah begini, Pap Nay selalu menghadiri. Lup u papa *bighug
Cerita lanjut ya…
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diadakan di hotel, kali ini panggung pertunjukan dan tenda tamu didirikan di halaman sekolah. Kebetulan sekolah Naylah memang berhalaman lumayan luas, sangat luas malah. Disitulah berdiri panggung sederhana berlatar merah bertuliskan Penamatan/pelepasan TK Putri Ramadhani kota Parepare tahun ajaran 2015/2016.
Saya semangat sekali, ini pertunjukan pertama Naylah. Anak sulung saya ini agak kurang percaya diri. Saya penasaran bagaimana mental dia saat di panggung, apa dia bisa? Apa dia gugup?
Kami datang lebih awal. Beberapa anak sudah hadir bersama orang tua mereka. Sayangnya acara tidak dimulai tepat waktu, karena menunggu tamu undangan dari Dinas Pendidikan. Karena saya masih berada di wilayah Indonesia, ngaret-ngaret begini harus dimaklumi :) Sebenarnya agak gerah juga karena tidak bisa duduk santai menunggu, mata harus selalu awas memperhatikan Adek Ayyan yang berkeliaran.
Menjelang pukul 10 pagi, gerah dan gelisah menanti lenyap seketika takkala anak-anak mulai tampil di panggung. Mungkin hampir semua anak yang tercatat menjadi murid TK putri Ramadhani mendapat giliran tampil. Mereka satu persatu menghapal doa harian, menyebut angka dalam 3 bahasa, menari, dan membawakan sajak. Yang terakhir ini agak spesial, sajaknya berjudul “nenekku sayang”, dibawakan oleh seorang anak yang setiap hari diantar oleh neneknya ke sekolah, bukan sekedar diantar, sang nenek juga menungguinya setiap hari. Waktu anak itu berpuisi, berulangkali saya nengok ke belakang, melihat wajah sumringah sang nenek.
Saya juga menyukai bagian penyampaian sepatah kata dari kakak kelas yang akan meninggalkan sekolah, dilanjutkan sepatah kata dari adik-adik kelas yang ditinggalkan, walaupun sadar mereka itu cuma menghapal apa yang dikarang ibu gurunya, tapi hati terharu mendengar mereka berkata “selamat tinggal, kami pergi demi masa depan” aaahhhh
Saya tidak cerita tentang pidato sambutan-sambutannya ya, lagipula sepertinya semua hadirin memang datang hanya untuk melihat anak mereka tampil, tak terkecuali yang menulis hehehe
Ternyata penampilan anak-anak yang saya ceritakan di atas adalah penampilan pertama. Setelah turun panggung, masing-masing langsung ganti baju untuk siap tampil yang kedua kalinya. Yang tadinya pakai baju muslim/muslimah sekarang memakai pakaian menari, Naylah sendiri memakai dress pink tua, berbando senada, dan memakai stocking.
Satu persatu grup mulai menampilkan tariannya, sayang saya tidak memperhatikan waktu MCnya menyebut judul tariannya, ada tarian ala-ala Timur Tengah, tari kipas (karena memakai kipas), tarian dari Aceh, dan tari-tarian kreasi untuk anak PAUD. Saya rangkum semua tariannya jadi satu di video ini (inipun uploadnya sukses setelah 2 hari mencoba) *Entah Ada Apa Dengan Jaringan Internet 2 (AADJ 2)
Tarian yang paling mengundang tawa penonton adalah tari sehat (maaf kalo namanya salah), namanya tari sehat karena lirik lagu yang mengiringinya tentang hidup sehat, mengajak anak-anak makan sayur, ikan dsb. Dibawakan oleh murid-murid dari kelas PAUD, yang memimpin di depan namanya Shifa, gerakannya mantap, dengan ekspresi serius. Anak-anak yang masih balita kalau sudah bertingkah begitu, jadi lucu sekali. Riuh benar penonton waktu mereka tampil.
Tentu saja, tidak semua pertunjukan berjalan sukses, beberapa kejadian ricuh terjadi, misalnya ada anak yang menangis menolak tampil saat gilirannya tiba, ada anak yang tadinya hanya menonton tiba-tiba nimbrung ikut menari. Penonton maklum namanya anak-anak, selalu saja ada hal-hal yang tak terduga mereka lakukan. Bagi saya, mereka salah atau benar, tingkah laku mereka di panggung tetap menghibur.
Saya terharu, Naylah bisa tampil percaya diri membawakan doa keselamatan dunia dan akhirat. Demikian juga waktu dia menari, dia tidak gugup sama sekali, kompak dengan teman-temannya. Tentu saja ini berkat ibu guru yang tak jemu melatih. Saya sangat menghargai usaha dari ibu-ibu guru, saya tidak tahu bagaimana cara para pendidik itu melatih anak-anak menari. Kagum saya, kok anak saya yang hobi memanjat dan lompat, yang tidak ada lentur-lenturnya sama sekali bisa kompak begitu ya menari dengan teman-temannya. Pasti butuh kesabaran luar biasa mengarahkan mereka, Ini bukan tentang sabar menghadapi 2-3 anak saja, tapi banyak anak dengan beragam karakter. 4 Jempol buat bu guru!
Saya menghaturkan banyak terima kasih kepada ibu-ibu guru TK Putri Ramadhani, atas kebaikan mereka mendidik anak saya, yang memaklumi kalau Naylah kadang tidak pergi sekolah, selalu tersenyum menyambut kami walaupun sering datang terlambat. Bahkan, bersedia susah payah mengantar sampai ke rumah waktu Naylah lupa dijemput. Saya berterima kasih pada mereka, Naylah jadi hapal banyak doa harian, Naylah kadang menjadi guru di rumah mempraktekkan apa yang diajarkan gurunya “kalau makan harus duduk yang rapi”, “sebelum makan harus baca doa makan” dan banyak lagi.
Sepertinya cerita saya sudah lumayan panjang, akhirnya saya cuma mau bilang "Happy graduation nak!"