Membangun Keluarga yang Wonderful. Ahad, tgl 03 April 2016 saya menghadiri acara pelantikan pengurus PD Salimah Parepare yang dirangkaikan dengan acara seminar keluarga Nasional dengan tema “Wonderful Family, menyulam cinta dan surga-Nya”. Materi dibawakan langsung oleh Cahyadi Takariawan, penulis buku serial Wonderful Family. Acara ini diadakan di Hotel Kenari, hotel yang tidak jauh dari rumah saya.
“Pernikahan itu ibarat gunung, dari jauh terlihat indah, tapi setelah menaikinya, pendaki akan menemukan banyak rintangan, baik itu jurang, jalan yang terjal, perdu, dan binatang berbahaya. Begitu juga dengan pernikahan, selalu ada aral melintang di dalamnya”
Demikian penulis yang akrab disapa Pak Cah memulai materinya. Beliau mengatakan bahwa data yang dikeluarkan Kemenag tentang penyebab perceraian telah bergesar dalam kurun waktu yang tidak begitu lama. Pada tahun 2014, pada pengadilan agama Makassar dan Sangata, tercatat 90 persen perceraian disebabkan oleh perselingkuhan, padahal tahun sebelumnya masih didominasi oleh masalah ekonomi.
Perselingkuhan sekarang ini marak terjadi karena dipicu oleh gadget. HP yang dulunya hanya untuk menelpon dan sms, sekarang meluas fungsinya, HP menjadi benda kecil yang memiliki jangkauan tak terbatas. Handphone bisa mempertemukan kita dengan seseorang di masa lalu, membuat kita berinteraksi dengan orang lain yang jauh dan lama terpisah.
Hampir semua perselingkuhan tidak dimulai dengan niat ingin selingkuh. Awalnya hanya bertegur sapa biasa lewat grup alumni, lalu lanjut ngobrol di private chat. Obrolan yang berulang akhirnya menghidupkan kembali chemistry, dan bisa ditebak endingnya, rumah tangga retak, anak menjadi korban.
Tidak hanya menyambung cinta masa lalu (CLBK), gadget juga bisa mengintenskan hubungan dengan orang yang baru dikenal. Sebuah cerita menarik, masih dari Pak Cahyadi yang saya temukan dari salah satu tulisan beliau di Kompasiana. Dua orang, laki-laki dan perempuan, naik bus jurusan Yogyakarta diantar oleh pasangannya masing-masing. Perjalanan panjang selama 10 jam, membuat dua orang yang duduk berdekatan di bus ini bercerita panjang lebar tentang diri masing-masing. Si perempuan curhat tentang kemelut rumah tangganya, demikian pula laki-laki yang sudah beristri menceritakan tentang diri dan kehidupannya. Saat penumpang lain tertidur, dua orang yang baru saling mengenal ini justru tetap terjaga, mereka asik berbagi kisah. Setiba di kota tujuan, karena merasa obrolan mereka nyambung dan berat berpisah, merekapun saling bertukar nomer HP, nomer Whatsapp, alamat facebook dan email. Akhirnya obrolan berlanjut di dunia maya, dan terjadilah perselingkuhan.
Demikian singkatnya seseorang bisa mengkhianati pasangannya, oleh karena itu Pak Cah menyarankan kita agar senantiasa berusaha mengenal pasangan. Sebab sebenarnya tidak ada perselingkuhan yang tiba-tiba, semua ada prosesnya. Tanda-tanda adanya pihak ketiga mudah dikenali jika istri atau suami selalu berusaha memperhatikan pasangan hidupnya. Janganlah pernah menyangka sudah mengenal pasangan kita secara dekat karena sudah menjalani hidupnya dengannya belasan atau puluhan tahun. Karena tidak ada yang menjamin hari ini dia setia, besok tidak akan berpaling. Seperti cerita di atas ternyata awal mula perselingkuhan bisa terjadi dalam waktu 10 jam saja.
Menyangkut suka duka berumah tangga, kita harus memahami bahwa pernikahan itu tak lain adalah lembaga tempat kita mengelola ketidakcocokan. Alangkah banyak perbedaan laki-laki dan perempuan, tanpa pemahaman bahwa kita berbeda, maka akan sulit menghindari percekcokan.
Salah satu contoh perbedaannya, perempuan memiliki struktur otak yang majemuk, sedangkan laki-laki berstruktur otak tunggal. Itulah kenapa perempuan lebih mampu multitasking dibandingkan laki-laki. Perhatikan yang dilakukan istri di pagi hari, sambil menjerang air, dia juga menanak nasi, dan memandikan anak. Sementara laki-laki tidak bisa demikian, mereka hanya bisa melakukan satu pekerjaan di satu waktu.
Satu perbedaan ini saja, jika tidak dipahami akan membuat istri kesal.
Belum lagi kebingungan-kebingungan yang lain, contohnya seorang suami mempermasalahkan istri yang terlalu cerewet, sedangkan istri mempermasalahkan suaminya yang pendiam. Laki-laki terbiasa menjawab segala sesuatu to the point, ditanya satu jawabnya satu, sedangkan perempuan selalu menghubungkan segala hal, jadi mereka cenderung banyak bicara.
Berpose bersama Penulis buku Wonderful Family |
Acara seminar keluarga ini dihadiri oleh peserta tidak hanya dari kota Parepare saja, tapi juga dari Pinrang dan Sidrap. Pada akhir acara, Pak Cah melemparkan pertanyaan kepada 3 orang laki-laki tentang bagaimana cara mereka membujuk istri yang lagi marah, jawaban terbaik dimenangkan oleh suami yang menjawab bahwa dia memeluk istri yang lagi marah dan mengajaknya belanja. Memang ya pelukan dan belanja selalu jadi obat mujarabnya perempuan :D
Saat Pak Cahyadi berbicara panjang lebar di depan, peserta tak berhenti tergelak. Yang diungkapkan Pak Cah umumnya dialami oleh pasangan suami istri, tapi tidak disadari bahwa itu timbul karena memang kita adalah makhluk diciptakan memang berbeda. Jadi sangat wajar hal yang mudah bagi istri sangat sulit dilakukan suami, demikian pula sebaliknya.
Setelah mengikuti seminar ini, sekarang saya tidak perlu heran dan kesal:
Kenapa suami saya tidak bisa menonton tv sambil melipat baju,
kenapa suami saya kalau menjawab singkat-singkat,
kenapa suami kalau marah diam,
kenapa suami saya tidak romantis,
kenapa suami saya pelit mengatakan “I love you”
Untuk teman-teman yang ingin belajar lebih banyak bagaimana menjadi Wonderful Family, yaitu keluarga yang dipenuhi keindahan, kebahagiaan, keharmonisan, serta kemuliaan, bisa membaca serial Wonderful Family, yang terdiri 5 judul : Wonderful Family, Wonderful Couple, Wonderful Husband, Wonderful Wife dan yang baru saja terbit Wonderful Journeys for A Marriage. Oh ya Pak Cahyadi Takariawan berbagi ilmu tidak melalui buku saja, beliau juga menulis lebih dari 500 artikel di Kompasiana tentang membangun keluarga yang wonderful, tulisan-tulisan beliau sangat inspiratif.
Parepare, 08 April 2016
Nur Islah
Waaah seminarnya menarik sekali ya Mbak. Aku jadi penasaran sama bukunya nih.. makasi sharingnya ya..
BalasHapusIya mbak,sepertinya pak Cah sering adakan seminar di daerah2 lain, siapa tau ke tempat mbak Adriana juga :-)
HapusHmm seperti ini bisa dilakukan nih, okeh muantappp banget nih mbak infonya.
BalasHapus