Kita sering membuat keputusan yang buruk dalam hidup, baik di lingkungan kerja maupun di kehidupan personal. Dampaknya tentu saja sangat mengganggu, selain perasaan bersalah karena telah mengambil keputusan yang keliru, keputusan yang buruk juga tentu saja mengakibatkan kerugian ekonomi. Jika keputusan pribadi yang terkait pemilihan pasangan hidup misalnya, maka kerugiannya akan lebih kompleks lagi.
Keputusan yang baik selalu membuat kita merasa lebih nyaman, walaupun dengan mengambil keputusan itu akan ada kerja keras dan duka (baca: tantangan) setelahnya, tapi tetap memberikan energi positif kepada si pengambil keputusan.
Sebagai catatan pengingat diri sendiri ketika suatu saat mempertimbangkan suatu keputusan, saya merangkum beberapa point yang harus diperhatikan :
Untuk membuat keputusan yang baik, pertama berhentilah melanjutkan keputusan yang buruk
Perumpamaannya begini, kita sedang mencari alamat seseorang. Pada pertengahan jalan, saat itu kita menyadari telah berjalan ke arah yang salah. Maka cara terbaik supaya bisa sampai tujuan adalah berhenti berjalan dan berputar haluan menuju ke arah yang benar. Demikian juga ketika menjalani keputusan yang salah. Berhenti melanjutkan lebih baik daripada meneruskan hal keliru.
Menerapkan sistem yang dapat diandalkan
Seorang ahli statistik yang juga ahli konsultan manajemen ternama di Amerika, W. E. Deming mengatakan bahwa delapan puluh lima persen kegagalan terletak pada sistem.
Makin baik sistem yang kita pakai dalam mengambil keputusan, makin mudah menghindari kesalahan. Penerapan sistem pengambilan keputusan secara konsisten akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Hanya mengejar kebutuhan nyata
Penting untuk membedakan keinginan dan kebutuhan saat akan menetapkan keputusan. Suatu kebutuhan adalah keperluan, suatu keinginan adalah harapan. Jadi kuncinya adalah fokus pada kebutuhan nyata, melihat visi hanya pada hasil yang sungguh-sungguh dibutuhkan, dengan demikian kita akan lebih tegas membuat keputusan yang baik dengan segera dan mudah.
Ingat, katakan YA untuk tindakan yang memenuhi kebutuhan nyata, dan katakan TIDAK untuk selainnya.
Menginformasikan pilihan
Sebenarnya kita memiliki banyak pilihan-pilihan keputusan, hanya saja kita tidak mengetahuinya. Dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, kita akan menyadari keberadaan pilihan-pilihan tersebut.
Seperti halnya kenyataan bahwa banyak orang mengetahui pentingnya riset, tapi entah kenapa mencari informasi yang lebih banyak terkait keputusan yang akan diambil tidak dilakukan. Padahal meluangkan waktu melakukan riset membutuhkan waktu yang lebih sedikit daripada mengoreksi keputusan yang buruk.
Begitupula ketika kita mendapatkan informasi dari orang-orang sekitar kita, terimalah informasi tersebut tapi jangan lupa mengecek kebenarannya. Dengan mengetahui banyak fakta-fakta yang telah dikonfirmasi, kita memiliki semakin banyak pilihan yang lebih baik.
Cerita ini cukup menarik…
Suatu malam Henry Ford mengundang tiga orang regional managernya untuk makan malam. Dia segera memilih salah satu orang untuk menjadi manager nasional. Ketika kemudian orang itu bertanya apa sebab dia dipilih, Ford berkata “Anda semua orang yang sukses dalam penjualan, tetapi Anda satu-satunya yang mencicipi makanan sebelum memberinya garam. Saya menyukai manajer yang mendapatkan informasi sebelum membuat keputusan”.
Memikirkannya secara menyeluruh
Untuk membuat keputusan yang lebih baik, selalu ajukan pertanyaan ini:
Kemudian apakah yang mungkin akan terjadi? Kemudian apa…? Kemudian apa…?
Apakah yang saya takutkan menjadi hasil yang paling buruk?
Apakah yang menjadi hasil yang terbaik?
Apa yang harus saya lakukan pada kasus terburuk?
Seberapa jelaskah saya meramalkan hasil-hasil yang paling mungkin? Sudahkah saya memikirkannya secara menyeluruh?
Jangan berhenti bertanya sampai kamu menganggap keputusan itu akan menjadi hasil yang lebih baik.
Selalu berkonsultasi dengan hati
Konsultasikan pada hati dengan menanyakan pertanyaan pribadi kepada diri sendiri: Apakah keputusan saya menunjukkan saya jujur dengan diri sendiri, mempercayai intuisi saya, dan mendapatkan yang lebih baik.
Kunci untuk konsisten membuat keputusan yang lebih baik adalah memilih untuk meyakini bahwa kita patut mendapatkan yang lebih baik dan kemudian bertindak berdasarkan keyakinan itu. Kita harus menyadari bahwa makin cepat kita melihat kebenaran, makin cepat kita membuat keputusan yang lebih baik. Terakhir, jangan membuat keputusan berdasarkan ketakutan karena ketakutan tidak pernah memberi hasil yang sangat bagus.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Dr. Spencer Johnson. 2004. Yes or No, Panduan Membuat Keputusan Yang Lebih Baik. Jakarta: PT Gramedia.
makasih tipsnya mbak :)
BalasHapussama2 mbk
Hapusyang sering terjadi pada kebanyakan orang adalah, menyadari bahwa ternyata pilihannya salah namun tetap melanjutkan berjalan di pilihan tersebut :)
BalasHapusYup..sebenarnya yg salah juga tidak melulu buruk, ada koreksinya. Cuma itu dia akan ada ongkos,waktu dan tenaga yang korbankan
Hapus