Ahad, tgl 13 Desember 2015 kemarin, saya mengisi hari libur dengan mengikuti acara sehari bersama ukhti-ukhti dari kelompok liqo binaan PKS.
Rihlah sekaligus ajang silaturahmi ini diadakan di tempat wisata River Ladoma Eco Resort. Sebuah tempat wisata yang berjarak kurang lebih 5 km dari kota Parepare. Kawasan Ladoma awalnya adalah sebuah lokasi pemancingan, kemudian oleh pemiliknya diubah menjadi kawasan wisata alam yang berkonsep wisata adventure. Di brosur tertulis keterangan bahwa tempat ini dilengkapi fasilitas seperti fliying fox, rental ATV (motor berban empat), fishing (kolam pemancingan), dan café & resto. Tapi karena ikut di gawean orang, saya tidak sempat memastikan ada tidaknya semua fasilitas tersebut. Saya hanya sempat memperhatikan tempat pemancingan, kolam permandian anak-anak, dan café & resto. Insya Allah di lain kesempatan mau ke sana lagi, penasaran juga ingin menelisik hutan kenangannya, sebuah hutan di mana pengunjung bisa menanam pohon sebagai kenangan.
Peserta rihlah tidak tiba bersamaan, tapi satu persatu rombongan datang. Yang tiba paling akhir adalah rombongan dari Sidrap (kabupaten tetangga) yang memang perjalanan mereka untuk sampai ke lokasi tidak bisa dibilang singkat. Sekitar 60an peserta yang tergabung dalam acara ini. Dan tidak disangka, saya bertemu teman lama di sini. Namanya Ani, kami satu alumni di UNM dulu.
Saya mengira, acara akan begitu panjang dan membosankan, sebab acaranya diperkirakan selesai pukul 15.00 sore. Saya harus duduk bersila dari pagi sampe sore? Memikirkannya saja sudah merasa capek. Tapi perkiraan saya keliru, acaranya cukup menyenangkan.
Acara dimulai dengan tausiah singkat dari ketua bidang perempuan PKS Parepare, dilanjutkan tausiah oleh bapak ustad Syamsuar Basri, Lc. Pak ustad mengangkat tema pentingnya liqo/tarbiyah untuk kaum perempuan.
Pak ustad mengatakan bahwa ibu adalah madrasah pertama anak-anak. Ibu yang mengikuti tarbiyah insya Allah bisa mendidik anaknya dengan baik. Lebih lanjut ustad bercerita bahwa di zaman Rasulullah pun perempuan juga meminta hak yang sama untuk mendapatkan tarbiyah, dan Rasulullah menyetujui. Perempuan tidak boleh dilarang menuntut ilmu, mereka sama berhaknya dengan laki-laki dalam hal menuntut ilmu. Seperti yang sering kita dengar, tidak ada seseorangpun yang sukses tanpa seorang perempuan hebat di belakangnya, diharapkan dengan selalu mengikuti tarbiyah, anak kita bisa menjadi orang yang besar, orang yang sukses dunia akhirat, karena sumbangsih kita sebagai ibu di belakangnya.
Tausiah dari ustad, ditutup dengan menjawab dua pertanyaan dari dua orang ukhti, yang semuanya mempertanyakan tentang solusi kesulitan mengikuti tarbiyah, seperti bagaimana sikap kita jika liqo bersamaan dengan waktu kuliah, dan bagaimana menghadapi sulitnya menyetor hapalan tiap pekan.
Tentang seringnya liqo bertabrakan waktu kuliah atau waktu kerja, sebenarnya bisa dihindari dengan membuat kesepakatan dari awal dengan kelompok liqonya, diusahakan jam-jam liqo bukan di waktu kuliah, tapi jika memang ternyata karena sesuatu dan lain hal tetap saja tabrakan, yang berhalangan bisa meminta izin kepada murabbinya.
Tips bisa menyetor hapalan juga diberikan oleh salah seorang peserta yang setoran hapalannya lancar, tips beliau antara lain:
- Tidak mendengarkan musik-musik yang kurang bermanfaat dan menggantinya dengan mendengarkan ayat-ayat al quran yang menjadi tugas hapalan
- Mencari waktu-waktu yang dirasa bisa fokus menghapal, jika terasa bisa cepat menghapal setelah subuh atau tengah malam, ya menghapallah di waktu tersebut.
- Kemudahan menghapal berbanding terbalik dengan dosa, jika sering melakukan gibah, atau terlalu sering menonton tontonan yang kurang baik (sinetron, infotaiment), biasanya susah menghapal al quran.
Intinya harus mengurangi melakukan hal yang tidak bermanfaat dan berusaha mengganti kegiatan yang kurang bermanfaat itu dengan memperbaiki hapalan.
Setelah acara tausiah yang diselingi acara makan snack selesai. Acara dilanjutkan dengan perkenalan peserta. Masing-masing orang memperkenalkan dirinya secara singkat, nama, asal daerah, dan pekerjaan. Di akhir acara perkenalan, tiba-tiba MC menantang dua orang peserta untuk menyebutkan nama 5 orang yang baru dikenalnya hari ini. Menjadi seru, karena seorang ukhti segera mencatat 5 nama orang yang berdiri di dekatnya dan mengacung tangan menyebut nama mereka dengan modal contekan di hp. Geli juga melihat tingkah laku ukhti itu. Tapi usahanya itu membuahkan hasil lho, hadiah yang disediakan panitia berpindah ke tangannya.
Acara selanjutnya pembagian kelompok, saya kebagian kelompok dengan orang-orang yang baru saja saya kenal, kami kemudian membuat nama kelompok berdasarkan inisial nama panggilan, akhirnya terbentuklah nama kelompok U-Melodi (Uni, Mia, Eki, Lia, Opi, Daya, dan Islah). Dengan nama U-Melodi itu pulalah tercipta yel-yel yang kami usahakan kompak.
Setelah sholat dhuhur dan makan siang, kegiatan persembahan kelompok dimulai. Takjub menyaksikan ukhti-ukhti yang tadinya kalem, bisa berubah begitu jenaka dan lucu. Ada yang yel-yelnya menyanyikan lagu anak-anak, ada juga yang melakukan seruan-seruan kompak disertai gesture yang lucu. Persembahan tiap grup pun lumayan bervariasi, ada yang menyanyikan lagu Arab, drama, puisi, dan stand up comedy. Persembahan stand up comedy ini dipersembahkan oleh grup saya yang kebetulan beranggotakan ukhti Opi yang rame dan humoris.
Sayangnya kami tidak menang. Pemenang adalah kelompok yang mempersembahkan puisi "Jilbabku mahkotaku" yang memang cukup menyentuh.
Persembahan masing-masing kelompok |
Acara kemudian ditutup dengan sesi foto-foto dan salam-salaman. Alhamdulillah, rasanya senang bisa berpartisipasi dalam rihlah ini, karena selain bisa fun di suasana berbeda, saya juga mendapat banyak saudari baru. Semoga rihlah selanjutnya bertempat di lokasi yang lebih keren, dengan acara yang lebih seru, dan peserta yang lebih banyak lagi. Amin
Parepare, 15 12 2015
Nur Islah
Cantik ya tempatnya mak. Dari dulu aku penasaran sama parepare lho.hehhee.... pengen mqin2 kesana
BalasHapusayo mak...ditunggu ya kedatangannya ^_^
BalasHapusPernah ke ladoma diantar kakak ipar. Tapi sayang waktu itu lagi tutup ...tp untungnya bs foto2 sih hehehe..
BalasHapusSaya baru kali ini qiah,padahal sdh lama tinggal di Parepare, malah baru tempat ini
Hapussubhanallah,...ukh bisa dong nanti kalo ada acaranya PKS qt yang nulis trus di kirim di koran Parepos...
BalasHapusboleh ukhti ^_^
Hapuswuahhh serunya rihlah di sana, tempatnya sik memang untuk acara rihlah
BalasHapusiya mba Ev, adem, terik matahari jadi tidak terasa
Hapusjembatannya menantang euy hihi...ngeri2 syedap kayaknya melewatinya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKl sy gak berani baek kesitu hehe
Hapustempatnya keliatan sejuk
BalasHapusIya sejuk banget
Hapus