“Pelaku Pedofilia itu adalah orang dewasa yang tidak berhasil hubungan cintanya dengan orang-orang seumurnya, mereka ini adalah orang-orang yang selalu ditolak, makanya mereka melampiaskan nafsu seksualnya pada anak-anak”
Kira-kira demikianlah kalimat pembuka yang disampaikan oleh Dr. Hj.Asniar Khumas , S.Psi, M.Si pada seminar parenting bertajuk “Selamatkan dan Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual (SELARAS) yang diadakan di Rumah Jabatan Wali Kota Parepare tanggal 09 oktober 2015 kemarin.
Dari kalimat ibu yang juga merupakan dosen di salah satu perguruan tinggi di Makassar ini, bisa jadi warning buat para jomblo yang sering ditolak cintanya, kalau tidak tabah selalu ditolak, bisa-bisa terjangkit penyakit ini. hahahaha becanda.
Seminar yang saya ikuti ini diajak teman-teman dari PD Salimah. Lumayan menarik karena menampilkan 3 narasumber yang memberikan tinjauan dari 3 perspektif, dari segi hukum yang diwakili Dinas kepolisian, pandangan dari sisi orang tua, hal ini di wakili oleh Istri Walikota Hj Erna Topan Pawe, dan dari sisi psikologis oleh ibu Dr. Hj.Asniar Khumas , S.Psi, M.Si.
Kategori anak yang dilindungi hukum menyangkut kekerasan seksual dijelaskan oleh Bapak Kanit Kepolisian dan Perlindungan perempuan dan anak, bahwa korban dikategorikan sebagai anak jika belum berusia 18 tahun, belum menikah, atau anak tersebut belum dilahirkan (masih dalam kandungan).
Serem juga mendengar kasus-kasus anak yang mengalami kasus kekerasan seksual. Jangankan di kota-kota besar, di desa terpencil di sebuah desa di Kabupaten Sidrap juga sudah terjangkiti serangan Pedofilia, tragisnya lagi yang melakukan hal tersebut adalah kepala sekolah kepada anak didiknya yang masih kelas 2 SD.
Di sela-sela materi, 1-2 kali ibu dosen menampilkan video-video kartun menarik tentang pedofilia, di antaranya film ini, digambarkan seorang tetangga yang awalnya sangat baik, memberikan permen gulali, mengajak bermain,dan mengantar si anak tetangga ke sekolah. Karena kebaikannya tersebut, sang pedofilia kemudian mendapat kepercayaan dari orang tua dan disukai oleh si anak, tapi akhirnya si anak dirusak masa depannya dengan bujukan permainan yang baru. Sebuah video menarik lain, menggambarkan cara menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan anak-anak ketika dibujuk oleh seorang Pedofilia; jangan mau diberi permen oleh orang asing, dada, bagian bawah perut tidak boleh disentuh oleh laki-laki termasuk ayah, paman atau kakek, lari dan berteriak kencang jika ada yang menyentuh bagian-bagian terlarang tersebut. Menariknya video ini menggunakan bahasa anak-anak yang saya yakin segera dipahami oleh anak kecil, Naylah saja yang ikut menontonnya, sering mengulang-ulang kalimat tersebut di rumah.
Lebih lanjut ibu Asniar menjelaskan, bahwa anak-anak yang mengalami kekerasan seksual akan mengalami beberapa implikasi, antara lain:
Pengalaman traumatis
Anak-anak biasanya akan bertingkah lain dari biasanya, selalu menyendiri, sedih, dan sering menangis.
Munculnya stigma
Anak-anak korban kekerasan seksual akan menganggap dirinya sudah rusak, kotor, tidak suci. Stigma negatif ini disebut Sindrom Barang Rusak
Perasaan dikhianati
Mereka yang menjadi korban, biasanya hilang kepercayaan kepada siapapun, apalagi jika kekerasan seksual dilakukan oleh orang terdekatnya.
Dari implikasi tersebut di atas, akan menimbulkan implikasi lanjutan yang sungguh berbahaya jika tidak segera dilakukan tindakan korektif; bisa jadi anak-anak yang mengalami korban kekerasan seksual menjadi suka pada kegiatan tersebut (adiktif), dan berusaha mengulangnya kepada orang lain. Naudzubillah.
Para orang tua harus selalu memantau prilaku anak-anak seintensif mungkin, jika anak-anak mulai memperlihatkan indikator-indikator ini, bisa jadi anaknya sudah mengalami kekerasan seksual:
- Anak-anak lebih diam, murung, beda dalam berprilaku
- Bisa menjelaskan perilaku seksual secara gamblang : misalnya melihat adegan berpegangan tangan di sinetron, dia bisa menebak selanjutnya mereka akan berciuman, masuk ke kamar, dan seterusnya
- Bisa menggambar bentuk kelamin dengan jelas
Untuk menjauhkan anak-anak kita dari ancaman prilaku seks bebas dan ancaman pedofilia, sangat penting bagi orang tua untuk memberi edukasi seksual sejak dini (perbedaan perempuan dan laki-laki) kepada anak, menjauhkan gadget dari anak-anak, menjauhkan tayangan-tayangan yang merusak, dan lebih memperkenalkan anak-anak dengan norma-norma agama.
Selama kurang lebih 3 jam duduk manis disela-sela teror Naylah yang mulai bosan minta pulang, akhinya pukul 12.00 acara ditutup. Lumayanlah mengisi weekend dengan pengetahuan baru tentang bahaya penyalahgunaan seksual pada anak. Mudah-mudahan PD Salimah Kota Parepare tetap berkarya membuat acara-acara sejenis yang sangat bermanfaat bagi para orang tua.
Wassalam
Parepare, 12 10 2015
Nur Islah
Agak merinding juga ya...ternyata latar belakangnya juga pattut dicross check...manakala ketemu pedofil, jd misalkan ada kasus yg melibatkannya orang ga asal memvonis dia sepenuhnya..
BalasHapusBener, kata psikolognya, biasanya pelaku memiliki pengalaman kekerasan seksual sebelumnya yg bikin dia addict
HapusKomunikasi harmonis antara orang tua dan anak sangat diperlukan agar jika ada yang melakukan tindak kejahatan terhadap anak bisa cepat ditangani.
BalasHapusKadang2 anak yg mendapatkan kekerasan seksual tidak melapor kepada ortu, disini pentingnya orang tua jeli mengamati prilaku anaknya, jika mulai berbeda dari biasanya, segera dicari tahu penyebabnya
Hapusmakasih bgd mbk sdh berbagi ilmu penting begini,
BalasHapusmdh2an kita smua terhindar dr pedofilia, amiinn
Sama2 mba inda, aminnn
HapusSyukran bu sdh dishare acara kemarin..panitiax baru terasa pegel2nya..blum sempat nulis apapun slain gnti status akun sosmed "say Alhamdulillah". Smoga kedepanx bs bwt acara yg lbh bermanfaat lg! Amin..
BalasHapusSama2...amin
Hapusbener banget mak, pedofil ada dimana2
BalasHapusSemoga seluruh anak Indonesia dijauhkan dari pedofil ya
HapusNgeri bgt dg berita2nya. Anakku perempuan semua. Udah ABG tapi kemana-mana masih aku antar termasuk main. Nanti kalau sudah punya KTP baru boleh pergi sendiri tapi harus pamit dg jelas juga.
BalasHapusiya mak lusi, anak gadis malah semakin gede semakin harus ekstra dijaga ya
HapusPengennya ikut andainya pas lagi di parepare..
BalasHapusOiya, Yg panitia pelaksananya ada temanku, kak Titin asmara palintan hehehe..
oow iya yang ada komennya juga di atas :-)
HapusKalo ke Parepare kita kopdar yah Qiah