Warung kopi adalah tempat nongkrong pecinta kopi, atau bukan pecinta kopi.
Warung kopi sekarang sudah berevolusi dari yang tadinya hanya sekedar tempat minum kopi, menjadi tempat melakukan berbagai hal. Ada yang ke warung kopi murni untuk minum kopi karena memang suka kopi. Ada yang ke warung kopi untuk akses internet. Warung kopi yang kekinian rata-rata dilengkapi dengan wifi yang bisa diakses gratis.
Ada juga yang tidak suka kopi tapi ke warung kopi, entah karena menemani pacar atau suami, atau di warung kopi itu memang menyediakan jus atau gorengan favoritnya.
Warung kopi sudah meluaskan fungsinya, bukan sekedar tempat minum kopi saja, tapi tempat apa saja, yang suka catur, main catur di sana, yang suka membaca, ya membaca di sana, yang suka melamunpun melamun di sana. Tak heran warung kopi menjamur bak jamur di musim hujan, tapi tidak mati walaupun musim panas.
Saya suka minum kopi. Walaupun bukan pada tahap kecanduan, saya bukan tipe orang yang uring-uringan jika tidak menyeruput kopi hitam seharian. Tapi ada waktu-waktu tertentu yang saya membutuhkan kopi lebih dari segala hal. Waktu-waktu jika kepala terasa pening, pagi hari ketika akan melalui hari yang berat (baca lembur), ketika harus menahan kantuk, atau ketika tubuh memang sedang menginginkan kafein. Ketika memasuki waktu-waktu itu, secangkir kopi hitam akan menjadi tawaran yang tak bisa ditolak, permintaan yang harus dipenuhi. A cup of coffee always be a good idea di waktu-waktu yang saya sebutkan tadi.
Kopi dengan susu juga tak bisa kutampik, ini bukan lagi soal sensasi kafeinnya saja, tapi dari sisi enaknya di lidah. Kecutnya kopi dicampur kriminya susu terasa makyos di lidah, apalagi jika disuguhkan dengan pisang goreng yang baru diangkat dari minyak panas, dikipasi sebentar, ah nikmatnya, jadi pengen segera ke warung kopi. Walaupun warung kopi menawarkan banyak kesenangan tapi menurutku menikmati secangkir kopi di rumah adalah pilihan yang bijak. Dari sisi financial tentu saja. Secangkir kopi pahit bisa seharga dengan 1 bungkus kopi kapal api yang bisa diminum berkali-kali, hahaha dasar emak irit.
Tapi pilihan yang kuanggap bijak dari sisi financial ini terpatahkan dari hasil survey kecil-kecilanku soal kenapa orang hobi sekali ke warung kopi. Inilah alasan mereka:
1. Bebas Gangguan
Mengerjakan tugas kantor atau tugas kuliah lebih afdol di warung kopi. Teriakan anak, dentingan panci, bunyi piring yang di cuci dengan kesal, omelan istri, tangisan bayi tidak ada di warung kopi. Inilah alasan favorit suamiku ketika minta izin ke warung kopi. Pekerjaan bisa dikerjakan dengan lancar, karena ditunjang sofa yang empuk, atau sejuknya AC/angin pantai, dan nikmatnya secangkir kopi hitam. Suasana dan otak bekerja sama membuat suami saya berhasil mengerjakan pekerjaan berat sekalipun di warung kopi.
2. Internet Gratis
Rata-rata warung kopi, dari jenis kelas café sampai kelas warung pojokan yang menawarkan kopi dengan fasilitas wifi yang bebas di akses oleh pengunjunganya. Para pengusaha café dan warung kopi berlomba-lomba memberikan akses wifi yang berkecepatan lumayan tinggi sebagai salah satu trik marketing mereka. Dan tahulah, seluruh informasi ada di internet, semua orang membutuhkan informasi. Warung kopi makin jadi incaran jika ingin akses internet cepat yang hanya dihargai 8.000-15.000 sudah dengan segelas kopi siap seruput.
3. Warung Kopi Tempat Ngumpul Asyik
Beberapa teman bisa menghabiskan waktu di warung kopi dari sore sampai pukul 11 malam di warung kopi, ketika bertanya kepada salah satunya, “bikin apa saja sampai selama itu?” jawabannya, selain berselancar di internet, ngumpul bareng teman memang asyik di warung kopi. Mungkin karena di warung kopi tidak ada larangan ribut seperti di rumah sakit, jadi seramai bagaimanapun jika di warung kopi sah saja. Malah tambah ramai, pengusaha warkop tambah senang.
4. Menikmati Suasana
Beberapa warung kopi menggunakan konsep ngopi di alam bebas, biasanya lokasinya di pinggir pantai. Pengusaha cukup membuat warung utama berupa bangunan atau gerobak yang digunakan untuk membuat kopinya, beberapa kursi juga diletakkan di dalam, tapi kursi lebih banyak diletakkan di luar, di ruang terbuka, tidak beratap. Warung kopi semacam ini menjamur di Parepare.
Saya pribadi, walaupun jarang ke warung kopi, akan lebih memilih warung kopi jenis ini. Minum kopi dengan hembusan angin pantai lebih mengasyikkan, apalagi jika ditemani suami, serasa masih pacaran saja :p
5. Cuci Mata
Alasan ini agak-agak tidak masuk akal sih, tapi karena survey pakai metode sampling, terus salah satu responden memberikan alasan ini, mau tidak mau harus saya tulis juga. Katanya warkop tempat cuci mata. Memang sih, sekarang kopi tidak lagi identik dengan minuman kaum pria saja, kaum hawapun banyak yang suka. Jadi warkop tidak lagi dipenuhi oleh kaum pria saja, tapi cewek-cewek cantik juga banyak yang nongkrong di warkop. Mungkin inilah yang dimaksudkan oleh teman yang menjadi responden saya, warkop juga tempat cuci mata.
Itulah alasan kenapa banyak orang yang hobi ke warung kopi. Bagaimana dengan kamu?
Wassalam
Parepare, 25 09 2015
Nur Islah
Warung kopi sudah meluaskan fungsinya, bukan sekedar tempat minum kopi saja, tapi tempat apa saja, yang suka catur, main catur di sana, yang suka membaca, ya membaca di sana, yang suka melamunpun melamun di sana. Tak heran warung kopi menjamur bak jamur di musim hujan, tapi tidak mati walaupun musim panas.
Saya suka minum kopi. Walaupun bukan pada tahap kecanduan, saya bukan tipe orang yang uring-uringan jika tidak menyeruput kopi hitam seharian. Tapi ada waktu-waktu tertentu yang saya membutuhkan kopi lebih dari segala hal. Waktu-waktu jika kepala terasa pening, pagi hari ketika akan melalui hari yang berat (baca lembur), ketika harus menahan kantuk, atau ketika tubuh memang sedang menginginkan kafein. Ketika memasuki waktu-waktu itu, secangkir kopi hitam akan menjadi tawaran yang tak bisa ditolak, permintaan yang harus dipenuhi. A cup of coffee always be a good idea di waktu-waktu yang saya sebutkan tadi.
Kopi dengan susu juga tak bisa kutampik, ini bukan lagi soal sensasi kafeinnya saja, tapi dari sisi enaknya di lidah. Kecutnya kopi dicampur kriminya susu terasa makyos di lidah, apalagi jika disuguhkan dengan pisang goreng yang baru diangkat dari minyak panas, dikipasi sebentar, ah nikmatnya, jadi pengen segera ke warung kopi. Walaupun warung kopi menawarkan banyak kesenangan tapi menurutku menikmati secangkir kopi di rumah adalah pilihan yang bijak. Dari sisi financial tentu saja. Secangkir kopi pahit bisa seharga dengan 1 bungkus kopi kapal api yang bisa diminum berkali-kali, hahaha dasar emak irit.
Tapi pilihan yang kuanggap bijak dari sisi financial ini terpatahkan dari hasil survey kecil-kecilanku soal kenapa orang hobi sekali ke warung kopi. Inilah alasan mereka:
1. Bebas Gangguan
Mengerjakan tugas kantor atau tugas kuliah lebih afdol di warung kopi. Teriakan anak, dentingan panci, bunyi piring yang di cuci dengan kesal, omelan istri, tangisan bayi tidak ada di warung kopi. Inilah alasan favorit suamiku ketika minta izin ke warung kopi. Pekerjaan bisa dikerjakan dengan lancar, karena ditunjang sofa yang empuk, atau sejuknya AC/angin pantai, dan nikmatnya secangkir kopi hitam. Suasana dan otak bekerja sama membuat suami saya berhasil mengerjakan pekerjaan berat sekalipun di warung kopi.
2. Internet Gratis
Rata-rata warung kopi, dari jenis kelas café sampai kelas warung pojokan yang menawarkan kopi dengan fasilitas wifi yang bebas di akses oleh pengunjunganya. Para pengusaha café dan warung kopi berlomba-lomba memberikan akses wifi yang berkecepatan lumayan tinggi sebagai salah satu trik marketing mereka. Dan tahulah, seluruh informasi ada di internet, semua orang membutuhkan informasi. Warung kopi makin jadi incaran jika ingin akses internet cepat yang hanya dihargai 8.000-15.000 sudah dengan segelas kopi siap seruput.
3. Warung Kopi Tempat Ngumpul Asyik
Beberapa teman bisa menghabiskan waktu di warung kopi dari sore sampai pukul 11 malam di warung kopi, ketika bertanya kepada salah satunya, “bikin apa saja sampai selama itu?” jawabannya, selain berselancar di internet, ngumpul bareng teman memang asyik di warung kopi. Mungkin karena di warung kopi tidak ada larangan ribut seperti di rumah sakit, jadi seramai bagaimanapun jika di warung kopi sah saja. Malah tambah ramai, pengusaha warkop tambah senang.
4. Menikmati Suasana
Beberapa warung kopi menggunakan konsep ngopi di alam bebas, biasanya lokasinya di pinggir pantai. Pengusaha cukup membuat warung utama berupa bangunan atau gerobak yang digunakan untuk membuat kopinya, beberapa kursi juga diletakkan di dalam, tapi kursi lebih banyak diletakkan di luar, di ruang terbuka, tidak beratap. Warung kopi semacam ini menjamur di Parepare.
Saya pribadi, walaupun jarang ke warung kopi, akan lebih memilih warung kopi jenis ini. Minum kopi dengan hembusan angin pantai lebih mengasyikkan, apalagi jika ditemani suami, serasa masih pacaran saja :p
5. Cuci Mata
Alasan ini agak-agak tidak masuk akal sih, tapi karena survey pakai metode sampling, terus salah satu responden memberikan alasan ini, mau tidak mau harus saya tulis juga. Katanya warkop tempat cuci mata. Memang sih, sekarang kopi tidak lagi identik dengan minuman kaum pria saja, kaum hawapun banyak yang suka. Jadi warkop tidak lagi dipenuhi oleh kaum pria saja, tapi cewek-cewek cantik juga banyak yang nongkrong di warkop. Mungkin inilah yang dimaksudkan oleh teman yang menjadi responden saya, warkop juga tempat cuci mata.
Itulah alasan kenapa banyak orang yang hobi ke warung kopi. Bagaimana dengan kamu?
Wassalam
Parepare, 25 09 2015
Nur Islah