16 Mei 2015

Surat Ibu

 

Anakku
Bagaimana kabarmu?
Apakah cita-citamu sudah tercapai?
Dulu, ibu meninggalkanmu ketika engkau berusaha meraihnya.
Maafkan ibu tidak sempat menemanimu,
dan mendengar keluh kesahmu

Anakku
Bagaimana rupa menantuku?
Apakah dia memperlakukanmu dengan baik?
Maafkan ibu, tak menemanimu dihari bahagiamu
Bagaimana rupa cucu-cucuku?
Mereka pasti lucu, selucu dirimu dulu
Maafkan ibu, tak memegang tanganmu ketika engkau merasakan dasyatnya sakit melahirkan

Anakku
Bagaimana kabar terbaru para sahabatku?
Pernahkah engkau sempat bersilaturahmi dengan mereka?
Kalau belum, tolonglah sempatkan waktu bertemu mereka
Ibu akan senang sekali jika engkau menjadi penyambung pertemanan ibu

Anakku
Ibu mencintaimu, dan ibu tahu engkaupun cinta pada ibu
Kami disini bertetangga
Didepan tempat ibu, ada kuburan ibu yang anaknya banyak,
tapi mereka lupa mendoakan orang tuanya
Kuburannya gelap segelap gelapnya
Dan menjadi terang sedikit jika hari raya tiba
Mungkin anaknya mendoakannya hanya ketika hari raya itu

Anakku
Ibu berterima kasih padamu, telah mendoakanku setiap saat
Al Fatihahmu anakku, telah menjadi penerang kuburan yang gelap gulita ini

Nur Islah
Parepare, 14 Mei 2015

Related Posts:

  • Surat Ibu   Anakku Bagaimana kabarmu? Apakah cita-citamu sudah tercapai? Dulu, ibu meninggalkanmu ketika engkau berusaha meraihnya. Maafkan ibu tidak… Read More
  • Belahan Jiwa Tegar hati pelindungku Merengkuh erat dengan kokohnya lenganmu Menatap sendu tak berkata Mendekap, hilanglah segala duka Tidak ada bahasa rayu M… Read More
  • Terkenang Sumber Cukup mengenangmu tergenanglah air mata Kesedihan hidup meredupkan cahayamu Kepasrahan mengaburkan pesonamu Padahal tahukah engkau? Kek… Read More
  • Puisi putus cinta Ini malam adalah terakhir kali kita bersua dalam media apapun Saat yang merobek kain kita lewat ketuk tak bersambut Hantar sapa tak berjawab Kerli… Read More
  • Nur Islah Dulu, bertahun-tahun yang lalu, seseorang menulis ini untukku Nur Islah Insyafkah kau dengan sebab pertama Yang darinya tercipta sebab-sebab… Read More

10 komentar:

  1. aiihh mba, membaca puisinya membuat mata berkaca-kaca
    Teringat almarhumah ibu mertua saya yang baik hati yang saya hanya sempat mengenalnya selama 3 tahun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga beliau tenang disana ya Mba

      Hapus
  2. Aiih, mataku mendadak berembun...hatiku gerimis membacanya. Jadi ingat almarhumah Ibuku yang meninggal 7 tahun lalu :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Senasib ya kita, kalo ibuku meninggal sdh 10 thn yg lalu mak

      Hapus
  3. Sukaa puisinyaa... :) setuju sama kutipan di foto itu, gaji tertinggi ibu adlh keyika mndengat anak bilg ilove you ibu...

    BalasHapus
  4. Mellow aku bacanya maaaakk... pengen pulang meluk mamakuuuuu :') Aku sering denger kata2 yang di fotomu dari anakku, tapi udah jarang ngomongin ke mamaku huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. dibilang mak sebelum kek aku ndk bias bilang I lop u lg

      Hapus

Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis