Naylah menangis sedih tidak mau pulang dari rumah sepupu. Ternyata ada mainan milik Shifa yang sangat disukai Naylah, Puzzle. Sebenarnya saya sih tahu kalau yang membuat nangis kakak adalah permainan puzzle baru Shifa, tapi karena Naylah kalau nangis dirumah orang agak-agak jaga wibawa: nangisnya ditahan-tahan, air mata saja yang meleleh deras, dan suara tangis kecil. Saya membiarkan tuan rumah mengira dia tidak sanggup berpisah dengan sepupunya yang yang baru ketemu hehehe. Padahal dia mengincar puzzelnya Shifa. Kalau Abi dan Mamanya Shifa yang baik hati tahu, bisa jadi mainan baru Shifa yang masih terbungkus plastik itu berpindah tangan ke tangan Naylah. Naylah berhenti menangis setelah Bapaknya membisiki akan membelikan Puzzle setiba di Parepare. Jadilah kami pamit dan menuju ke mobil dengan Naylah yang bermata sembab digendongan Bapaknya.
Sejak kecil Naylah memang hanya menyukai beberapa mainan. Salah satu yang paling dia suka adalah puzzle. Dia tidak suka boneka. Menyukai bola hanya sebentar, alat-alat memasak hanya sebentar, alat-alat kedokteran hanya 1 hari. Yang awet dia sukai hanya balok susun, lego, puzzle, dan aneka huruf dan angka. Waktu dia berumur 1-3 tahun bisa dibilang dia terobessi dengan segala sesuatu tentang huruf. Beberapa kali kami ajak ketoko mainan, mainan yang dipilih hanya huruf-huruf dan angka, baik yang berbentuk puzzle maupun berbentuk pieces per pieces huruf. Naylah juga paling suka tayangan Tu ti tu tentang huruf diyoutube.
Karena Naylah sangat terobsesi dengan mainan huruf, saat berumur 2 tahun 6 bulan, dia sudah menguasai semua huruf lengkap dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Yang ini murni karena permainan puzzle, notebook mainan dan you tube lho. Belum dibantu emaknya. Saat umur Naylah 3 tahunan, dia sudah bisa membaca walaupun masih mengeja "bu di" dibaca "Budi". Di umur 4 tahun, kami seakan melihat anak SD sedang membaca kalau melihat Naylah membaca buku.
Beberapa hari yang lalu Naylah juga mulai menyukai miniatur-miniatur hewannya, padahal dibeli sudah sangat lama, sekitar 2-3 tahun yang lalu. Dia mulai menyukainya, karena saya membuatkannya cerita yang seakan-akan miniatur hewannya itu yang sedang bicara. Misalnya; Singa dan gajah ngobrol kalau mereka kelaparan, kedua hewan sepakat, gajah kehutan cari makan, singa menjaga rumah…bla…bla…. Adek juga suka permainan ini. Tapi adek lebih suka versi ini; Singa sangat mengantuk, gajah berbaik hati menina bobokan singa sambil menyanyikan lagu nina bobo hahaha.
Akhir-akhir ini Naylah suka menggambar memakai crayon, saya meminjam buku panduan menggambar menggunakan crayon diperpustakaan lokal. Buku bagus terbitan Erlangga. Ada beberapa edisi, Naylah sudah memakai dua buku untuk latihan menggambarnya “I can draw people” dan “I can draw animal”. Dia senang, karena semua gambarnya disimpan di blog pribadi Naylah disini. Dia akan tersenyum bangga melihat gambarnya tampil diblog. Setiap kali selesai menggambar, dia akan menyerahkan gambarnya padaku untuk discan dan upload ke blognya. Beberapa gambarnya yang kusuka seperti Bajak Laut, dan gambar Aku dan Adik. Yang terakhir ini saya suka karena Naylah menggambarnya tanpa meniru gambar dibuku, dia melukiskan dirinya sebelum memotong rambut dan setelah memotong rambut.
Kekurangan terbesar anakku adalah dia tidak bisa merawat mainannya. Hampir semua mainan yang kami belikan sudah tidak ada yang utuh, huruf-hurufnya banyak yang hilang, alat masak-masak, play doh tidak bertahan 1 minggu. Puzzel yang kemarin dibeli sepulang dari kampung, sekarang sudah tidak bisa disusun lagi, bagian-bagiannya sudah banyak yang hilang. Buku apalagi, yang tersisa hanya sampul dan beberapa lembar isinya hiks. Yang masih berbentuk mainan hingga sekarang adalah boneka yang semuanya sudah bermata satu.
Tapi Alhamdulillah, Naylah sekarang sebentar lagi berulang tahun yang kelima, dia sudah mengerti bahwa rapi itu baik dan Indah dipandang. Saya membuat pojokan tempat mainan sederhana dikamarnya, jika suasana hatinya sedang tidak buruk, dia akan menyimpan mainannya dengan suka rela. Menyusun mainannya ditempat semestinya. Walaupun tentu saja, setiap kali selesai disimpan, ada ritual melapor supaya dipuji hahaha.
Kekurangan terbesar anakku adalah dia tidak bisa merawat mainannya. Hampir semua mainan yang kami belikan sudah tidak ada yang utuh, huruf-hurufnya banyak yang hilang, alat masak-masak, play doh tidak bertahan 1 minggu. Puzzel yang kemarin dibeli sepulang dari kampung, sekarang sudah tidak bisa disusun lagi, bagian-bagiannya sudah banyak yang hilang. Buku apalagi, yang tersisa hanya sampul dan beberapa lembar isinya hiks. Yang masih berbentuk mainan hingga sekarang adalah boneka yang semuanya sudah bermata satu.
Tapi Alhamdulillah, Naylah sekarang sebentar lagi berulang tahun yang kelima, dia sudah mengerti bahwa rapi itu baik dan Indah dipandang. Saya membuat pojokan tempat mainan sederhana dikamarnya, jika suasana hatinya sedang tidak buruk, dia akan menyimpan mainannya dengan suka rela. Menyusun mainannya ditempat semestinya. Walaupun tentu saja, setiap kali selesai disimpan, ada ritual melapor supaya dipuji hahaha.
Parepare, 18 Maret 2015
Rabu subuh, saat stock air PDAM dirumah menipis
Rabu subuh, saat stock air PDAM dirumah menipis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis