Setelah pekerjaan rumah beres, ada sisa ubi ungu didapur, dikit sih tapi cukup untuk buat donat. Resep yang saya pakai pakai terigu 300gram, tapi karena timbangnya pake ilmu ajaib (baca ilmu kira2 :p), hasilnya adonan susah kalis. Mungkin juga karena kebanyakan air waktu blender ubi ungunya. Setelah dibanting, diremas luaamaa buanget, akhirnya kalis juga. Kalau ingat bagian ini rasanya kapok bikin donat, tidak mau lagi.
Setelah didiamkan 30 menit, adonan mengembang sempurna tapi susah dibentuk jadi donat karena lembek, jadi diakali dibuat bulat2 kecil, didiamkan dan ditusuk pakai telunjuk sewaktu mau digoreng. Surprised juga jadi donatnya dan rasanya aduhai uenakkkk, tidak pake topping apa2 pun terasa enak. Berhubung Naylah suka dengan coklat, tinggal diolesi dengan mentega dan ditaburi coklat tabur, Naylah makan donat dengan lahapnya
Sore habis sholat azar, kami berangkat dengan setoples donat ke pantai. Pantai tenang, jernih, dan tumben2 tidak ada sampahnya. Ini kali ke-2 adek kepantai, dia sudah tidak takut lagi, tidak ada drama 1 babak lagi. Malah main sampai kaki tangan keriput kedinginan. Naylah tidak usah ditanya, lari2an sendiri dan berani main ketengah.
Sambil main dilaut, kita makan donut ubi ungunya, bapak –anak makan dengan lahap, rasanya worth it banget capeknya bikin donut .
Oh ya, setiap mau pulang dari pantai, biasanya ada acara nangis2, acara membujuk Naylah sekitar setengah jam untuk pulang, kali ini enteng, Naylah nurut dan minta sering2 dibawa kepantai.
Liburan kali ini menyenangkan, berkualitas dan hemat, anak2 senang dan tidak capek. Membekas dihati mereka. Ini hasil gambar Naylah melukiskan suasana pantai kemarin.
Ada bapak gendong adek, trus ada mama main sama Naylah, langitnya warna orange karena sudah sore. Ada kerikil-kerikil warna hitam, yang kata Naylah tusuk2 kaki hahaha, anak pintar.
0 komentar:
Posting Komentar
Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis