Salah satu penyakit masyarakat yang cukup mengganggu adalah penyakit orang kaya baru. Ada 2 kategori OKB:
Pertama, orang kaya baru yang memang kaya raya, dalam artian kekayaannya melebihi kekayaan orang kaya disekitarnya tapi kekayaannya itu diperolehnya dalam 1 generasi
Kedua, orang yang merasa kekayaannya melebihi kekayaan orang disekitarnya, padahal kenyataanya tidak demikian.
Perbedaan ciri utama yang terlihat dari orang kaya baru dan orang kaya lama adalah:
Orang kaya baru merasa kaya bila bisa belanja barang bermerek dan barang mewah. Mereka mementingkan gengsi dan status. Dan seringkali memamerkan belanja mereka kepada orang lain.
Orang kaya lama merasa kaya bila melihat sumber dananya bertambah. Dalam pergaulan mereka, percakapan mereka lebih banyak tentang seputar investasi yang menguntungkan.
Orang Kaya baru hobi shopping. Orang kaya lama hobi berinvestasi
Para OKB seringkali memamerkan barang mewah mereka kepada teman-temannya, dan seringkali tidak sadar telah melecehkan orang-orang disekitarnya. Semua agama pasti tidak membenarkan seseorang menjadi sombong karena harta dan kedudukan, baik itu agama Islam, Hindu, Kristen, Budha.
Seperti yang tercantum dalam Al Quran:
”Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu adalah fitnah dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Al-Anfal: 28) ,
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”, (Al-Kahfi: 46)
Diagama Hindu pun dijelaskan betapa buruknya seorang OKB
Sarasamuccaya sloka 383 yang berbunyi :
Hinya ratnasancayah cubha bhena sancitah,
natasnya dehamksaye bhavanti karya sadhakah.
Artinya :
'Sebab kekayaan yang berupa emas, perak, dan lain-lain yang diperoleh dari perbuatan baik autupun buruk, tidak dapat dipergunakan untuk menolak penyakit, usia tua dan maut (kematian)'.
Sarasamuccaya sloka sloka 384 yang berbunyi :
Anityam yauvanam rupam jivitam
dravyasancayah arogyam priyasam paso
grodhyedyo nasa panditah.
Artinya :
'Tidak kekallah kemudaan (keremajaan), rupa cantik dan hidup itu, apalagi segala kekayaan seperti emas, perak, pakaian dan sebagainya: ketidaan penyakit (kesehatan) dan hidup berkumpul bekasih-kasihan, semuanya itu tidak kekal, karenanya seorang yang arif dan bijaksana akan semua itu'. (Sumber: http://www.reocities.com/).
0 komentar:
Posting Komentar
Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis