"Ssst…istrinya Boston hamil", itu bisikan Utta, teman kantor yag terkenal suka bercanda (baca: bohong). Aku mengangguk-angguk tak percaya, mengingat riwayat perbincanganku dengan Utta, lebih banyak kabar tidak aktual daripada yang aktual yang aku dengar dari dia, wajar jika aku tidak langsung percaya. Baru setelah melihat Boston sumringah beberapa hari kemudian, aku baru percaya kalau istrinya hamil. Aku sangat senang, entah kenapa aku yang exciting luar biasa, kalau tidak ingat dia laki-laki, rasanya aku ingin memeluknya.
Untuk menjaga-jaga agar kehamilannya berjalan lancar, diawal kehamilan, mbak Ety dilarang suaminya melakukan pekerjaan rumah tangga sama sekali, tidak boleh memasak, mencuci, mengepel, dll, suaminya yang mengambil alih semua pekerjaan.
Mbak Ety bersemangat menceritakan awal bagaimana dia mengetahui kehamilannya, kebahagiaannya, dan bagaimana suaminya pada mulanya biasa saja waktu mendengar kabar itu karena takut kecewa, dan menangis terharu setelah mengeceknya di dokter kandungan
.
Kesabaran menjalani rumah tangga selama 5 tahun tanpa dikarunia anak dengan tetap saling berkasih-sayang yang aku kagumi dari mereka. Mungkin jika hal yang sama menimpaku, aku tak berhenti bermuram durja. Tuhan memang Maha melihat ya, Dia memberikan anugrahnya pada waktunya.
Sungguh indah… melihat kebahagiaan mereka. Menularkan kebahagiaan dihati kami juga. Congratulation teman, I'm happy for you!
0 komentar:
Posting Komentar
Ada palekko ada kanse
Disantap dengan sambal cobek tumis
Leave any comment please
Yang penting tidak bikin penulis meringis